• News

Presiden Terguling Sri Lanka Tiba di Thailand untuk Tinggal Sementara

Yati Maulana | Jum'at, 12/08/2022 12:01 WIB
Presiden Terguling Sri Lanka Tiba di Thailand untuk Tinggal Sementara Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa tiba di bandara Internasional Don Mueang Bangkok, Thailand, 11 Agustus 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Mantan presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa tiba di Thailand pada Kamis, menurut tiga saksi mata Reuters. Dia mencari perlindungan sementara di negara Asia Tenggara kedua setelah melarikan diri dari negara kepulauannya bulan lalu di tengah protes massal.

Rajapaksa tiba di bandara Don Muang Bangkok dengan penerbangan sewaan dari Singapura setelah otoritas imigrasi negara-kota itu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis bahwa ia telah meninggalkan Singapura.

Rajapaksa diperkirakan akan tinggal sementara di Thailand setelah melarikan diri dari Sri Lanka ke Singapura pada 14 Juli. Dia mengundurkan diri dari jabatannya tak lama setelah kerusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya atas penanganan pemerintahnya terhadap krisis ekonomi terburuk dalam tujuh dekade, dan beberapa hari setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu kantor presiden. tempat tinggal dan kantor.

Pihak berwenang Thailand mengatakan mantan perwira militer itu, yang merupakan kepala negara Sri Lanka pertama yang mengundurkan diri pada pertengahan masa jabatan, tidak berniat mencari suaka politik dan hanya akan tinggal sementara.

"Ini adalah masalah kemanusiaan dan ada kesepakatan bahwa ini adalah tempat tinggal sementara," kata Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha kepada wartawan, Rabu. Rajapaksa tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan politik apa pun selama berada di Thailand, kata Prayut.

Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai mengatakan pemerintah Sri Lanka mendukung perjalanan Rajapaksa ke Thailand, menambahkan bahwa paspor diplomatik mantan presiden akan memungkinkan dia untuk tinggal selama 90 hari.

Rajapaksa tidak muncul atau berkomentar di depan umum sejak meninggalkan Sri Lanka. Reuters tidak dapat segera menghubunginya.

Krisis ekonomi Sri Lanka adalah akibat dari beberapa faktor termasuk COVID-19, yang menghancurkan ekonominya yang bergantung pada pariwisata dan memangkas pengiriman uang dari pekerja di luar negeri, kenaikan harga minyak, pemotongan pajak populis, dan larangan impor pupuk kimia selama tujuh bulan tahun lalu. yang menghancurkan pertanian.

FOLLOW US