JAKARTA - Data terbaru dari riset mengungkapkan 94 persen pasien pria di Amerika Serikat yang terinfeksi penyakit cacar monyet (monkeypox) mengaku melakukan kontak seksual sejenis dalam kurun waktu tiga pekan sebelum timbulnya gejala.
Data itu juga menunjukkan penderitanya 99 persen menimpa kaum pria.
Data tersebut dipublikasikan dalam Laporan Morbiditas dan Mortalitas Mingguan (MMWR) kemudian dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Laporan itu juga mengatakan kelompok ras dan etnis minoritas tampaknya terdampak secara tidak proporsional.
Data yang dikumpulkan dari kasus-kasus cacar monyet yang dilaporkan di AS pada 17 Mei-22 Juli menunjukkan bahwa presentasi klinis beberapa pasien berbeda dari cacar monyet biasa, dengan lebih sedikit orang mengalami gejala awal (prodrome) penyakit itu dan lebih banyak orang yang mengalami ruam genital.
Rincian epidemiologis ini bisa memberikan panduan perawatan dan protokol vaksin, kata para penulis penelitian tersebut.
Mereka menambahkan bahwa "temuan saat ini mengindikasikan bahwa penularan cacar monyet di masyarakat telah meluas dan berdampak secara tidak proporsional pada kalangan gay, biseksual, dan pria yang menjalin hubungan seksual dengan pria lainnya; hal ini konsisten dengan data yang dilaporkan dari negara-negara lain."
Laporan itu menyatakan bahwa kendati proporsi terbesar kasus itu terjadi pada warga kulit putih, warga kulit hitam dan Hispanik, yang mewakili 34 persen populasi umum, menyumbang lebih dari separuh (54 persen) jumlah kasus terkonfirmasi cacar monyet.
Hingga Senin (8/8), AS memiliki jumlah kasus terkonfirmasi cacar monyet terbanyak di dunia dengan 8.934 kasus. Angka itu kemungkinan jauh lebih rendah dari jumlah sebenarnya karena kurangnya pengujian.