• Oase

Tapak Tilas Jejak Leluhur Nabi Muhammad SAW

Rizki Ramadhani | Rabu, 10/08/2022 09:29 WIB
Tapak Tilas Jejak Leluhur Nabi Muhammad SAW Ilustrasi (foto: kalam.sindonews)

JAKARTA - Rasa cinta yang mendalam dan bangga dengan semua kemuliaan yang dianugerahkan Allah ﷻ kepada Rasulullah ﷺ menjadikan umat Islam harus meneladani beliau ﷺ

Hal ini sebagaimana firman Allah ﷻ dalam QS. Al Ahzab : 21

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."

Termasuk bagian upaya untuk melaksanakannya adalah dengan memupuk rasa cinta kepada nabi akhir zaman ﷺ melalui kiat berupa mengenal para leluhur dari Nabi Muhammad ﷺ, diantaranya :

Murrah, adalah kakek keenam nabi Muhammad ﷺ yang disinyalir hidup di abad ke-4, juga kakek keenam Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu. Nasab Imam Malik Rahimahullah bertemu dengan nasab Rasulullah ﷺ pada diri beliau.

Kilab, memiliki kebiasaan sering berburu dengan menggunakan anjing berburu, karena itu digelari (laqob) kilab (orang yang banyak anjingnya). Nama sebenarnya adalah Hakim atau Urwah. Pada Sang Pemburu ini nasab kedua orang tua nabi Muhammad ﷺ bertemu. Beliau merupakan kakek kelima dari garis ayah, sedangkan dari garis ibu, adalah kakek keempat nabi Muhammad ﷺ.

Beliaupun memiliki kedudukan dan pengaruhnya yang kuat, juga pintar. Ini dapat diketahui dari kontribusinya membuat pengaturan kalender berdasarkan bulan.  Menamai bulan-bulan Arab seperti yang dikenal sekarang serta dijadikan rujukan masyarakat Arab setelahnya.

Qushay, nama aslinya adalah Zaid, dilahirkan pada tahun 400 M. Ada yang mengatakan, beliau diberi gelar (laqob) Qushay (orang yang jauh) karena terpisah jauh dari keluarga dan kampung halamannya. Setelah ayahnya wafat, ibu beliau, Fathimah binti Sa’ad, membawanya pergi ke Yaman dan tinggal bersama suku Qudla’ah, selanjutnya beliau berkelana menuju Syam. Kakak sulungnya yang bernama Zuhrah ibn Kilab adalah nenek moyang dari kaum Banu Zuhrah

Hudzafah bin Ghanam mengatakan, “Ayah kalian (orang-orang Quraisy) yang bernama Qushay disebut sebagai pemersatu. Dengan perantara dirinya, Allah satukan kabilah-kabilah dari keturunan Fihr.”

Demikianlah beliau digelari Mujammi’ (pemersatu) karena berhasil menyatukan kabilah-kabilah Quraisy di Mekah yang sebelumnya tinggal terpisah-pisah. Kemudian membentuk koloni-koloni kecil di puncak-puncak bukit, sehingga kekuatan mereka memudar dan kurang berarti oleh orang-orang Khuza’ah.

Kemudian, dengan kecerdasannya disertai jiwa yang teguh dan tekad yang kuat, Sang Pemersatu ini menghimpun anak keturunan Fihr sehingga mampu menandingi Khuza’ah dan menjadi kekuatan baru di Mekah dengan mengembalikan kekuasaan putra-putra Nabi Ismail atas Kota Suci Mekah.

Qushay yang pertama melakukan perbaikan Ka’bah setelah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam. Beliau melakukan berbagai reformasi dengan membuat menajemen tanah suci, seperti membuat Hijabah yang mengatur pergantian kiswah, menetapkan siqayah yang bertugas memberi minum para tamu Allah ﷻ yang berhaji, juga Rifadah yang bertugas menyediakan makanan untuk jamaah haji itu.

Beliaupun berinisiatif menjadikan rumahnya sebagai ‘gedung serbaguna’ tempat pertemuan orang-orang Arab dengan membentuk Nadwah sebagai dewan syura. Ini merupakan institusi tertinggi dengan tujuan memusyawarahkan semua permasalahan masyarakat, mulai dari masalah akad pernikahan hingga permasalahan pertempuran.

Walaupun penuh dengan kesibukan memperhatikan kemaslahatan masyarakat, beliau tetap mencurahkan perhatian kepada keluarga, seperti melarang anak-anaknya meminum khamr. Kakek keempat Rasulullah ﷺ ini wafat saat berusia 80 tahun pada tahun 480 M.

Semoga kaum muslimin dapat memperoleh ibrah dan berbagai mutiara faedah berharga darinya. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US