• News

Menlu Korea Selatan dan China Bertemu, Bahas Korea Selatan dan K-Pop

Yati Maulana | Selasa, 09/08/2022 21:03 WIB
Menlu Korea Selatan dan China Bertemu, Bahas Korea Selatan dan K-Pop Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin di Phnom Penh, Kamboja, 4 Agustus 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Para menteri luar negeri Korea Selatan dan China akan mengadakan pembicaraan pada hari ini saat Seoul mencari cara untuk membuka kembali negosiasi denuklirisasi dengan Korea Utara dan melanjutkan ekspor budaya ke China.

Diplomat top Korea Selatan, Park Jin, tiba di kota pelabuhan timur Qingdao pada hari Senin untuk pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dalam kunjungan tingkat tinggi pertama ke China oleh pemerintahan Presiden Yoon Suk-yeol.

Park mengatakan dia akan mengusulkan rencana aksi bersama untuk memperkuat hubungan, yang menandai ulang tahun ke-30 tahun ini, memperkuat komunikasi strategis dan membahas masalah denuklirisasi Korea Utara dan menstabilkan rantai pasokan global.

Pemerintahan Yoon telah berusaha untuk mengekang uji coba senjata Korea Utara dan membawanya kembali ke pembicaraan denuklirisasi, yang terhenti sejak 2019.

Yang juga menjadi agenda utama adalah meningkatkan pertukaran budaya dan orang-ke-orang serta memulai kembali ekspor K-pop, yang telah secara efektif dilarang di tengah ketegangan atas sistem pertahanan rudal THAAD AS yang ditempatkan di Korea Selatan, kata Park.

"Saya ingin mendiskusikan cara untuk mempromosikan komunikasi dan pertukaran antara generasi muda yang akan membawa masa depan kedua negara," kata Park di Twitter.

"Mempertimbangkan popularitas global dari Korean wave, saya akan membahas cara untuk memperkenalkan K-pop dan konten budaya secara luas termasuk film, drama, dan game ke China."

Pembicaraan itu terjadi di tengah meningkatnya persaingan China-AS, dan Park juga diperkirakan akan meyakinkan Beijing tentang hubungan bilateral meskipun ada hubungan yang lebih kuat dengan Washington dan ketegangan atas Taiwan.

Park mengatakan sebelum berangkat ke China pada hari Senin bahwa posisi Korea Selatan untuk menghormati satu China tetap tidak berubah, tetapi menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sangat penting untuk keamanan dan kemakmuran regional.

Kedua belah pihak juga menghadapi potensi gejolak atas THAAD dan kemungkinan partisipasi Seoul dalam aliansi chip yang dipimpin AS yang melibatkan Taiwan dan Jepang, yang ditentang China.

China berpendapat bahwa radar kuat THAAD dapat mengintip ke wilayah udaranya, dan secara tajam memotong impor perdagangan dan budaya dengan Korea Selatan setelah Seoul mengumumkan penerapan sistem pada tahun 2016, memberikan pukulan besar bagi hubungan bilateral.

FOLLOW US