• News

ASEAN: Perdamaian Myanmar Terbelenggu Kepercayaan dan Kemauan Politik

Yati Maulana | Minggu, 07/08/2022 08:06 WIB
ASEAN: Perdamaian Myanmar Terbelenggu Kepercayaan dan Kemauan Politik Ilustrasi: Bendera negara-negara ASEAN. Foto: Reuters

JAKARTA - Kurangnya kepercayaan dan kemauan politik menghambat proses perdamaian Myanmar dan blok Asia Tenggara ASEAN akan terus menghindari jenderal yang berkuasa, kecuali jika mereka melibatkan lawan dan membuat kemajuan nyata, utusan khusus regional mengatakan pada hari Sabtu.

Prak Sokhonn, wakil perdana menteri Kamboja dan ketua pertemuan menteri luar negeri regional minggu ini, mengatakan dia tidak akan menyerah pada Myanmar, meskipun dia melihat tidak ada keinginan dari pihak mana pun untuk menyerah dalam perjuangan mereka.

Myanmar telah terperangkap dalam spiral kekerasan sejak militer merebut kekuasaan tahun lalu dan mengakhiri satu dekade demokrasi tentatif, memicu reaksi protes, pemogokan dan perlawanan bersenjata yang dihadapi para jenderal dengan kekuatan mematikan.

Prak Sokhonn mengatakan eksekusi junta baru-baru ini terhadap empat aktivis yang terkait dengan gerakan milisi merupakan pukulan besar bagi setiap harapan perdamaian dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) setuju bahwa tanpa kemajuan di masa depan, posisinya di Myanmar harus dipertimbangkan kembali.

"Saya belum melihat ada tanda-tanda kemauan dari semua pihak untuk menghentikan pertarungan. Satu-satunya cara yang saya lihat sekarang adalah terus berjuang. Kenapa? Karena kurangnya kepercayaan," katanya.

"Tanpa kepercayaan ini, perjuangan akan terus berlanjut dan proses politik tidak akan pernah berhenti, karena tidak ada yang akan datang jika mereka takut akan nyawanya."

Junta telah menjadi orang buangan internasional karena tindakan kerasnya terhadap lawan-lawannya. ASEAN telah melarang militer mewakili Myanmar pada pertemuan internasional sampai mulai menerapkan rencana perdamaian.

Sebuah rencana perdamaian yang didukung PBB yang disetujui oleh pemimpin kudeta Myanmar dengan ASEAN pada tahun 2021 belum bergerak maju dan tetap menjadi satu-satunya proses diplomatik yang sedang berjalan.

Dalam sebuah pernyataan Jumat malam, junta Myanmar mengatakan anggota ASEAN tidak boleh ikut campur dalam urusannya, atau terlibat dengan "teroris" yang menentang aturannya.

Dikatakan militer selalu jelas bahwa komitmennya terhadap proses perdamaian akan ditentukan oleh perkembangan di lapangan.

"ASEAN harus menghormati hak setiap negara anggota dan menahan diri dari campur tangan, subversi dan paksaan," katanya, seraya menambahkan junta membuat "kemajuan penting" dalam upaya perdamaian.

FOLLOW US