• Ototekno

Pejabat Antariksa Rusia Meralat, Masih Teruskan Kolaborasi Bersama NASA

Yati Maulana | Kamis, 28/07/2022 14:30 WIB
Pejabat Antariksa Rusia Meralat, Masih Teruskan Kolaborasi Bersama NASA Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) difoto oleh anggota awak Ekspedisi 56 dari pesawat ruang angkasa Soyuz setelah dibongkar, 4 Oktober 2018. Foto: Reuters

JAKARTA - Pejabat antariksa Rusia memberi tahu rekan-rekan AS bahwa Moskow ingin terus menerbangkan kosmonotnya di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sampai pos orbit mereka sendiri dibangun dan beroperasi, kata seorang pejabat senior NASA kepada Reuters, Rabu.

Diambil bersama dengan pernyataan dari pejabat ruang angkasa senior Rusia yang diterbitkan pada hari Rabu, indikasi terbaru adalah bahwa Rusia masih setidaknya enam tahun lagi untuk mengakhiri kolaborasi orbital dengan Amerika Serikat yang telah berlangsung lebih dari dua dekade.

Perpecahan dalam program ISS tampaknya semakin nyata setelah pada hari Selasa, Yuri Borisov, direktur jenderal badan antariksa Rusia Roscosmos yang baru diangkat, mengejutkan NASA dengan mengumumkan bahwa Moskow bermaksud menarik diri dari kemitraan stasiun luar angkasa "setelah 2024."

Kathy Lueders, kepala operasi luar angkasa NASA, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa para pejabat Rusia pada hari Selasa mengatakan kepada badan antariksa AS bahwa Roscosmos ingin tetap dalam kemitraan saat Rusia bekerja untuk mendapatkan pos orbit yang direncanakan, bernama ROSS, dan berjalan.

"Kami tidak mendapatkan indikasi pada tingkat kerja mana pun bahwa ada yang berubah," kata Lueders kepada Reuters pada hari Rabu, menambahkan bahwa hubungan NASA dengan Roscosmos tetap "bisnis seperti biasa."

Stasiun luar angkasa, sebuah laboratorium sains yang membentang seluas lapangan sepak bola dan mengorbit sekitar 250 mil (400 km) di atas Bumi, telah terus ditempati selama lebih dari dua dekade di bawah kemitraan yang dipimpin AS-Rusia yang juga mencakup Kanada, Jepang dan 11 negara Eropa.

Kolaborasi ini menawarkan salah satu sisa kerja sama terakhir antara Amerika Serikat dan Rusia, meskipun nasibnya telah dipertanyakan sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari, yang membuat hubungan bilateral tegang di berbagai bidang ketika pemerintahan Biden memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Moskow.

Konflik Ukraina juga memicu ketegangan antara Roscosmos dan Badan Antariksa Eropa (ESA).

Kesepakatan resmi untuk memperpanjang partisipasi ISS Rusia di luar tahun 2024 belum tercapai. NASA, Roscosmos, ESA dan mitra stasiun lainnya berencana untuk membahas prospek untuk memperluas kehadiran satu sama lain di laboratorium hingga 2030 selama pertemuan berkala pada hari Jumat dari dewan yang mengawasi manajemen stasiun, kata Lueders.

Roscosmos menerbitkan di situs webnya pada hari Rabu sebuah wawancara dengan Vladimir Solovyov, direktur penerbangan untuk segmen stasiun ruang angkasa Rusia, yang dikutip mengatakan Rusia harus tetap berada di stasiun sampai ROSS beroperasi.

Solovyov mengatakan dia berharap ROSS akan sepenuhnya dirakit di orbit sekitar tahun 2028.

"Kami, tentu saja, perlu terus mengoperasikan ISS sampai kami membuat backlog yang kurang lebih nyata untuk ROSS," kata Solovyov. "Kita harus memperhitungkan bahwa jika kita menghentikan penerbangan berawak selama beberapa tahun, maka akan sangat sulit untuk mengembalikan apa yang telah dicapai."

Segmen stasiun ruang angkasa Amerika dan Rusia sengaja dibangun untuk saling terkait dan saling bergantung secara teknis, sehingga setiap penarikan tiba-tiba kerja sama Rusia di ISS dapat secara serius mengganggu inti dari program luar angkasa manusia NASA.

FOLLOW US