• Bisnis

Semester I, Total Aset BRI jadi Rp1.625 Triliun

Budi Wiryawan | Rabu, 27/07/2022 13:45 WIB
Semester I, Total Aset BRI jadi Rp1.625 Triliun Gedung Bank Rakyat Indonesia (IDX Channel)

JAKARTA - Sepanjang semester I tahun 2022 ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI Group tumbuh 6,37% sehingga total aset menjadi sebesar Rp1.652,84 triliun.

BRI Group pun sukses cetak laba bersih yang dapat distribusikan kepada pemilik (konsolidasian) sebesar Rp24,88 triliun. Raihan ini melonjak 98,38% dari Rp12,47 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

"Pencapaian tersebut tidak lepas dari strategi respon yang tepat dalam menghadapi tantangan ekonomi domestik maupun global," ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan kinerja BRI triwulan II-2022, Rabu (27/7/2022).

Dari sisi pembiayaan, BRI Group berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75% Penyaluran kredit kepada seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 15,07%, segmen konsumer tumbuh 5,27%, segmen korporasi tumbuh 3,76% serta segmen kecil & menengah tumbuh 2,71%.

“Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,81% dari Rp837,82 triliun di akhir Juni 2021 menjadi Rp920 triliun di akhir Juni 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27%,” kata Sunarso.

Rasio NPL BRI secara konsolidasian yang terkendali di level 3,26%.

Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan sebagai langkah antisipatif atas potensi pemburukan kredit.

NPL Coverage BRI tercatat sebesar 266,26% di akhir Kuartal II 2022, dimana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Kuartal II 2021 yang sebesar 252,59%.

Strategi BRI dalam menjaga NPL yakni dengan selective growth, berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi kuat serta eksposur minimum terhadap gejolak tersebut, seperti Pertanian, Industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.

“Upaya lain yang dilakukan BRI untuk menjaga NPL yakni selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah, serta menerapkan soft landing strategy dengan menyiapkan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi”, ungkap Sunarso.

FOLLOW US