• News

Rusia Stop Pasokan, Uni Eropa Setujui Hemat Gas Hadapi Musim Dingin

Yati Maulana | Selasa, 26/07/2022 18:05 WIB
Rusia Stop Pasokan, Uni Eropa Setujui Hemat Gas Hadapi Musim Dingin Prospek pemutusan aliran gas alam utama membuat pasar panik, yang sudah gelisah karena penghentian aliran gas Rusia baru-baru ini ke Polandia dan Bulgaria.(foto: AFP/ nytimes.com)

JAKARTA - Negara-negara Uni Eropa menyetujui rencana darurat untuk mengekang permintaan gas mereka pada hari Selasa, setelah mencapai kesepakatan kompromi untuk mengurangi pemotongan gas beberapa negara, karena mereka bersiap untuk pengurangan pasokan lebih lanjut dari Rusia.

Eropa menghadapi tekanan gas yang meningkat mulai Rabu, ketika Gazprom Rusia (GAZP.MM) mengatakan akan memotong aliran melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman menjadi seperlima dari kapasitas.

Dengan selusin negara Uni Eropa sudah menghadapi pengurangan pasokan Rusia, Brussels mendesak negara-negara anggota untuk bersiap dengan menghemat gas dan menyimpannya untuk musim dingin karena takut Rusia akan sepenuhnya memotong aliran sebagai pembalasan atas sanksi Barat atas perangnya dengan Ukraina.

Menteri energi menyetujui proposal untuk semua negara Uni Eropa untuk secara sukarela memotong penggunaan gas sebesar 15% dari Agustus hingga Maret. Pemotongan dapat dibuat mengikat dalam keadaan darurat pasokan, tetapi negara-negara setuju untuk mengecualikan banyak negara dan industri, setelah beberapa pemerintah menolak proposal asli UE untuk memberlakukan pemotongan 15% yang mengikat di setiap negara.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan perjanjian itu akan menunjukkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Eropa tetap bersatu dalam menghadapi pemotongan gas terbaru Moskow. "Anda tidak akan memisahkan kami," kata Habeck.

Hongaria adalah satu-satunya negara yang menentang kesepakatan itu, kata dua pejabat Uni Eropa.

Gazprom Rusia menyalahkan pengurangan terbarunya karena perlunya menghentikan pengoperasian turbin, alasan yang ditolak oleh kepala energi UE Kadri Simson, yang menyebut langkah itu "bermotivasi politik".

FOLLOW US