• Oase

Waspada! Fitnah dan Kerusakan dari Kaum Khawarij

Rizki Ramadhani | Selasa, 26/07/2022 15:16 WIB
Waspada! Fitnah dan Kerusakan dari Kaum Khawarij Ilustrasi fitnah (foto:kepri.harianhaluan)

JAKARTA - Diantara fitnah-fitnah yang terjadi adalah munculnya kelompok Khawarij. Khawarij berasal dari kata "kharij", yang memiliki makna di luar atau bagian luar. Sehingga, yang dimaksud dengan kelompok khawarij adalah karena keluarnya mereka dari dinul Islam dan pemimpin kaum muslimin. Sumber pemikiran, sifat, dan karakter mereka bermula dari Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim.

Gerakan ini berakar sejak zaman Khalifah Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu dibunuh, kemudian kelompok khawarij ini muncul setelah Khalifah Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu menerima arbitrase (tahkim) untuk berdamai dengan pihak Muawiyah bin Abu Sufyan Radhiyallahu ‘Anhu dalam pertempuran Shiffin pada tahun 37 hijriyah bertepatan 26-28 Juli 657 Masehi.

Setelah menunjukkan jati dirinya, kelompok khawarij pergi ke desa Harura`, berjarak 2 mil dari Kufah, kini ada di Irak Selatan (karena itu pula kaum khawarij dinisbatkan dan disebut juga haruriyyah), dan mendirikan pemerintahan sendiri untuk menentang pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Sekte baru yang mereka dirikan semakin berkembang dengan pemimpinnya bernama Abdullah bin Wabah Ar-Rasyidi, dan memiliki ideologi serta praktik pemikiran keagamaannya sendiri yang prinsipnya jauh dari agama Islam.

Kemudian mereka berkumpul dan membunuh banyak orang dari kalangan kaum muslimin, termasuk sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang bernama Abdullah bin Khabbab al-Aratt at-Tamimi bersama isterinya dan mengeluarkan anak yang dikandungannya dengan membelah perutnya pada tahun 37 hijriyah.

Tatkala mendengar musibah dan berbagai kerusakan dari kelompok itu, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu segera memerangi mereka hingga hanya sedikit saja yang selamat di suatu tempat yang disebut Nahrawan. (Nahrawan berarti tiga sungai, yaitu suatu daerah yang luas di dekat Baghdad, Irak). Dari yang tersisa inilah, Abdurrahman bin Muljam yang dibantu dua orang lainnya yang dikemudian hari mengeroyok dan membunuh khalifah Ali bin Abi Thalib ketika akan salat subuh di Kufah.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah banyak mengabarkan tentang kelompok ini, diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Akan memisahkan diri satu kelompok (Khawarij) ketika kaum muslimin berpecah belah. Kelompok itu akan diperangi oleh salah satu golongan dari dua golongan yang lebih dekat dengan kebenaran.” (HR. Muslim).

Berikut petikan penjelasan dalam ash-Shahiihain, dari Ali Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda  “Akan keluar satu kaum di akhir zaman, … keimanan mereka tidak melewati kerongkongan, mereka keluar dari agama bagaikan anak panah yang keluar dari busurnya, di mana saja kalian menjumpai mereka, maka (perangilah) bunuhlah, karena sesungguhnya dalam memerangi mereka terdapat pahala di hari kiamat bagi siapa saja yang membunuh mereka.’” (Shahiih al-Bukhari dan Shahiih Muslim).

Hal ini merupakan dalil kesesatannya kelompok ini dan jauhnya mereka dari Islam, juga bahayanya yang besar terhadap umat ini disebabkan fitnah mereka yang terus menebarkan keyakinan yang rusak dan kekacauan yang ditimbulkannya.

Kelompok haruriyyah ini mengambil ayat yang turun untuk orang-orang kafir, lalu menjadikannya untuk orang-orang yang beriman, mereka menganggap golongannya berada dalam Dar al-Islam (Negara Islam) dan yang lainnya dalam Dar al-Harb (negara musuh), menghalalkan harta dan darah kaum muslimin, serta memberontak kepada pemerintah kaum muslimin yang mereka anggap berdosa besar.

Dijelaskan dalam petikan hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, “… Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Setiap kali sekelompok dari mereka keluar, maka mereka pantas untuk dihancurkan,’ lebih dari 20 kali, hingga Dajjal keluar di dalam kelompok terakhir.”(Sunan Ibni Majah, Shahiih al-Jaami’ish Shaaghiir).

Semoga kaum muslim terhindar dari fitnah dan kerusakan mereka. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US