• News

Myanmar Eksekusi Aktivis Demokrasi, Ketua ASEAN Sebut Sangat Tercela

Yati Maulana | Selasa, 26/07/2022 14:30 WIB
Myanmar Eksekusi Aktivis Demokrasi, Ketua ASEAN Sebut Sangat Tercela Kyaw Min Yu dibebaskan dari penjara Taunggyi, dan istrinya Nilar Thein, dibebaskan dari penjara Thar Yar Waddi, menggendong putri mereka saat mereka tiba di bandara domestik Yangon, Myanmar 13 Januari 2012. Foto: Reuters

JAKARTA - Ketua ASEAN Kamboja menyebut waktu eksekusi empat aktivis oleh junta Myanmar "sangat tercela" dan mengatakan hal itu menunjukkan kurangnya keinginan untuk mendukung upaya perdamaian blok di negara tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa, tanggal 25 Juli, Kamboja, yang mengepalai Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara tahun ini, mengatakan sangat sedih dan sangat terganggu dengan eksekusi tersebut. Dikatakan eksekusi tersebut merupakan kemunduran, hanya seminggu menjelang pertemuan tingkat menteri ASEAN.

Otoritas militer Myanmar mengeksekusi empat aktivis demokrasi yang dituduh membantu melakukan "aksi teror", kata media pemerintah pada hari Senin, eksekusi pertama negara Asia Tenggara itu dalam beberapa dekade.

Dihukum mati pada Januari dalam persidangan tertutup, keempat pria itu dituduh membantu milisi untuk memerangi tentara yang merebut kekuasaan dalam kudeta tahun lalu dan melancarkan tindakan keras berdarah terhadap lawan-lawannya.

Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG), sebuah pemerintahan bayangan yang dilarang oleh junta militer yang berkuasa, mengutuk eksekusi yang dilaporkan.

"Sangat sedih, mengutuk kekejaman junta dengan istilah yang paling keras jika itu yang terjadi," kata juru bicara kantor presiden NUG Kyaw Zaw kepada Reuters melalui pesan. "Komunitas global harus menghukum kekejaman mereka."

Di antara mereka yang dieksekusi adalah tokoh demokrasi Kyaw Min Yu, lebih dikenal sebagai Jimmy, dan mantan anggota parlemen dan artis hip-hop Phyo Zeya Thaw, kata surat kabar Global New Light of Myanmar.

Kyaw Min Yu, 53, dan Phyo Zeya Thaw, sekutu berusia 41 tahun dari pemimpin terguling Myanmar Aung San Suu Kyi, kalah banding mereka terhadap hukuman pada bulan Juni. Dua orang lainnya yang dieksekusi adalah Hla Myo Aung dan Aung Thura Zaw.

Thazin Nyunt Aung, istri Phyo Zeyar Thaw, mengatakan dia belum diberitahu tentang eksekusi suaminya. Kerabat lainnya tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Keempatnya telah didakwa di bawah undang-undang kontra-terorisme dan hukum pidana dan hukuman dilakukan sesuai dengan prosedur penjara, kata surat kabar itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Eksekusi sebelumnya di Myanmar dilakukan dengan cara digantung.

Sebuah kelompok aktivis, Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP), mengatakan eksekusi yudisial terakhir Myanmar terjadi pada akhir 1980-an.

Seorang juru bicara militer tidak segera menanggapi panggilan telepon untuk meminta komentar.

FOLLOW US