• News

Kelompok Muslim: PM Baru Inggris Harus Mengatasi Islamofobia

Akhyar Zein | Jum'at, 15/07/2022 05:10 WIB
Kelompok Muslim: PM Baru Inggris Harus Mengatasi Islamofobia Demo anti Islamofobia. (Foto: Pixabay)

JAKARTA - Perdana Menteri Inggris yang baru nanti harus memperlakukan Islamofobia “sistemik” di Partai Konservatif yang berkuasa dengan serius, menurut kepala organisasi Muslim terkemuka di Inggris.

Saat partai mencari pengganti Perdana Menteri Boris Johnson, siapa pun yang menang “harus mewakili semua orang dan mereka harus memastikan bahwa mereka melakukannya dengan adil,” kata Zara Mohammed, sekretaris jenderal Dewan Muslim Inggris.

“Kami ingin melihat kandidat baru ini benar-benar menanggapi masalah ini dengan serius, karena ini cukup mendalam,” katanya dalam sebuah wawancara eksklusif yang diterbitkan oleh surat kabar Inggris Metro, Kamis.

“Kami menemukan lebih dari 300 kasus, serta anggota senior partai sendiri mengeluhkan masalah tersebut.”

Dia menekankan perlunya “komitmen terhadap toleransi nol terhadap Islamofobia – sebuah janji partai bahwa akan ada tindakan di mana ada komentar Islamofobia, apakah itu pemecatan, apakah itu penegakan disiplin.”

Pimpinan partai harus menjelaskan bahwa perilaku seperti itu “benar-benar tidak dapat diterima,” tambahnya.

Mohammed tidak membahas salah satu dari lima kandidat yang tersisa dalam perebutan jabatan perdana menteri, tetapi menyebut Johnson untuk "kebisuan radio yang mengkhawatirkan" tentang masalah ini dan komentar yang membandingkan wanita yang mengenakan burqa dengan "kotak surat dan perampok bank."

“Kami belum melihat permintaan maaf tentang itu. Saya pikir dampak yang terjadi pada wanita Muslim itu nyata,” katanya.

“Kami memang melihat lonjakan kejahatan rasial, terutama terhadap wanita Muslim yang mengenakan burqa atau kerudung setelah itu, dan bahkan kepercayaan pada rasis dan fanatik yang merasa bahwa mereka berhak untuk mengatakan hal-hal seperti itu atau melakukan hal-hal seperti itu.”

Dia mengatakan komunitas Muslim merasa ada kurangnya “penjangkauan efektif” oleh pemerintah Johnson.

“Saya pikir inilah saatnya bagi kita untuk melihat kepemimpinan yang inklusif, yang bersedia bekerja dengan komunitas Muslim dan semua komunitas. Kami ingin melihat itu di seluruh spektrum politik, tetapi tentu saja di Konservatif dengan pemilihan kepemimpinan yang akan datang, ”katanya.

“Bisakah kita mendapatkan politik yang bisa kita banggakan, bukan yang memalukan?”

Markas Besar Kampanye Konservatif mengatakan tidak dapat berkomentar sampai akhir pemilihan kepemimpinan pada bulan September.

FOLLOW US