• News

13 Juli Hari Martir Kashmir, Terjadinya Penembakan 180 Peluru

Tri Umardini | Rabu, 13/07/2022 08:30 WIB
13 Juli Hari Martir Kashmir, Terjadinya Penembakan 180 Peluru Wilayah Azad Kashmir yang indah di Pakistan. 13 Juli Hari Martir Kashmir, Terjadinya Penembakan 180 Peluru 91 Tahun Lalu. (FOTO: TRIP ADVISOR)

JAKARTA - Hari Martir Kashmir di India diperingati setiap 13 Juli.

Pada 13 Juli tersebut terjadi peristiwa penembakan 180 peluru di mana tanggal itu merupakan momentum tepat untuk mengenang Hari Martir Kashmir yang terjadi di India.

Diketahui bahwa Kashmir merupakan daerah yang letaknya di utara dekat dengan India.

Kemudian setelah berakhirnya kekuasaan Sikh di negara Kashmir pada tahun 1846, Inggris menjual Kashmir kepada Dogra Maharaja Gulab Singh.

Karena saat itu, Kashmir merupakan daerah jajahan Inggris.

Setelah Inggris menjual Kashmir kepada Dogra Maharaja Gulab Singh, sejak saat itulah masyarakat Kashmir mengalami masalah dan siksaan yang mengerikan.

Selama 100 tahun Dogra Maharaja Gulab Singh berkuasa di Kashmir, saat itulah Kashmir mempunyai sejarah gelap khususnya bagi umat Muslim di Kashmir.

Pada 13 Juli 1931 merupakan peristiwa tragis yang dialami umat Muslim di Kashmir.

Dilansir dari kashmirlife, tanggal 13 Juli terjadi penembakan sebanyak 180 peluru di Kashmir.

Tujuh belas Muslim tewas di tempat dan empat puluh menerima luka serius. Lima di antaranya meninggal kemudian di Masjid Jamia.

Dan berdasarkan Daily Tribune, tertanggal 28 Juli 1931, mengaku kehilangan 21 orang Muslim dalam penembakan itu yang sangat mengenaskan.

Dicatat oleh Chaudhri Ghulam Abbas Khan dalam otobiografinya bahwa langit tiba-tiba mendung dengan awan gelap yang menakutkan.

Penembakan itu terjadi ketika Abdul Qadeer yang merupakan pejuang Muslim diadili di pengadilan.

Abdul Qadeer dianggap telah melakukan penghianatan pada Dogra Maharaja Gulab Singh.

Di mana Abdul Qadeer pernah memberikan pidatonya kepada orang banyak.

Berdasarkan buku karangan Rashid Taseer, berjudul "Tarikh-i-Hurriyat" (halaman no 96), mencatat pidatonya sebagai:

"Saudara-saudara Muslim: saatnya sekarang telah tiba ketika kita tidak harus bertemu dengan kekuatan besar untuk mengakhiri tirani dan kebrutalan yang kita alami,

Mereka juga tidak akan menyelesaikan masalah tidak menghormati Al Quran untuk kepuasan Kita.

Kita harus mengandalkan kekuatan kita sendiri dan mengobarkan perang tanpa henti melawan penindasan (dengan mengarahkan jarinya ke istana)

Ratakan dengan tanah, Kami tidak memiliki senapan mesin tapi kami punya banyak batu dan bata," ungkap Abdul Qadeer.

Akibat pidatonya tersebut, Abdul Qadeer ditangkap.

Hal itulah yang membuat umat Muslim memiliki kebencian oleh Dogra Maharaja Gulab Singh.

Hingga akhirnya, ketika Abdul Qadeer diadili pada tanggal 13 Juli.

Umat Muslim pun bersama-sama pergi menyaksikan dan memberi dukungan pada Abdul Qadeer.

Namun situasi pada saat itu semakin memburuk. Polisi bersitegang dengan masyarakat.

Mereka saling adu mulut. Hingga pada akhirnya, polisi melepaskan tembakan selama 15 menit. Saat itulah, banyak korban berjatuhan. (*)

 

FOLLOW US