• News

Parlemen Sri Lanka akan Memilih Presiden Baru Pada 20 Juli

Yati Maulana | Senin, 11/07/2022 22:05 WIB
Parlemen Sri Lanka akan Memilih Presiden Baru Pada 20 Juli Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa saat pengukuhan Parlemen baru di Kolombo, Sri Lanka, 20 Agustus 2020. Foto: Reuters

JAKARTA - Parlemen Sri Lanka akan bersidang kembali pada 15 Juli dan presiden baru akan dipilih pada 20 Juli, kata ketua parlemen pada Senin, saat Presiden Gotabaya Rajapaksa berencana mengundurkan diri pada Rabu, 13 Juli 2022 di tengah krisis ekonomi yang menghancurkan.

"Nominasi untuk presiden berikutnya akan diajukan ke parlemen pada 19 Juli. Pada 20 Juli parlemen akan memilih presiden baru," kata Ketua Mahinda Yapa Abeywardena dalam sebuah pernyataan.

"Selama pertemuan para pemimpin partai yang diadakan hari ini, disepakati bahwa ini penting untuk memastikan pemerintahan semua partai yang baru sesuai dengan Konstitusi dan untuk memajukan layanan penting."

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga mengatakan dia akan mundur untuk mengizinkan pemerintah sementara semua partai mengambil alih, menurut ketua parlemen.

Rajapaksa belum terlihat di depan umum sejak Jumat belum secara langsung mengatakan apa-apa tentang pengunduran diri. Kantor Wickremesinghe mengatakan dia juga akan berhenti, meskipun dia maupun Rajapaksa tidak dapat dihubungi.

Ketua Parlemen Mahinda Yapa Abeywardena mengatakan pada hari Sabtu bahwa keputusan Rajapaksa untuk mundur diambil "untuk memastikan penyerahan kekuasaan secara damai".

Pakar konstitusi mengatakan jika presiden dan perdana menteri mengundurkan diri, langkah selanjutnya adalah pembicara ditunjuk sebagai penjabat presiden dan parlemen untuk memilih presiden baru dalam waktu 30 hari untuk menyelesaikan masa jabatan Rajapaksa.

Frustrasi dengan krisis ekonomi memuncak pada hari Sabtu ketika kerumunan besar pengunjuk rasa melonjak melewati penjaga bersenjata ke istana presiden era kolonial dan mengambil alih. Perabotan dan artefak hancur, dan beberapa mengambil kesempatan untuk bermain-main di kolam renangnya.

Mereka kemudian pindah ke kantor presiden dan kediaman resmi perdana menteri. Menjelang malam, pengunjuk rasa membakar rumah pribadi Wickremesinghe.

Baik Rajapaksa maupun Wickremesinghe tidak berada di tempat tinggal mereka ketika gedung-gedung itu diserang.

FOLLOW US