JAKARTA - Sisa-sisa 50 lebih korban genosida Srebrenica dikirim pada hari Jumat untuk dimakamkan di desa Potocari tiga hari kemudian pada peringatan 27 tahun genosida 1995.

Ratusan orang telah tiba di ibu kota Sarajevo dan kota terdekat Visoko untuk mengucapkan selamat tinggal terakhir kepada para korban yang baru diidentifikasi.

Setiap tahun pada tanggal 11 Juli, korban genosida yang baru diidentifikasi dimakamkan di pemakaman peringatan di Potocari di bagian timur negara itu.

Setelah melewati Vogosca, pinggiran kota Sarajevo, sebuah truk yang membawa peti mati yang dibungkus dengan bendera besar Bosnia dan Herzegovina berhenti di depan gedung kepresidenan di dekat tugu peringatan untuk anak-anak yang tewas dalam Perang Bosnia antara tahun 1992 dan 1995.

Sekitar 1.500 anak dibantai selama pengepungan brutal Sarajevo tahun 1995 oleh pasukan Serbia Bosnia.

Pejabat negara dan warga Sarajevo meletakkan bunga di kendaraan yang membawa mayat dan mengadakan doa.

Husein Kavazovic, mufti agung Bosnia dan Herzegovina, memimpin orang-orang dalam doa untuk almarhum.

Tiga orang dari kepresidenan Sefik Dzaferovic, anggota Dewan Kroasia Zeljko Komsic, dan Duta Besar Turki Sadik Babur Girgin hadir pada upacara tersebut.

Dzaferovic mengatakan kepada media bahwa melupakan peristiwa ini berisiko terjadi lagi.

"Kami tidak akan melupakan apa yang terjadi baik bagi para korban maupun diri kami sendiri, kami akan selalu mengingat dan menghormati para korban," kata Dzaferovic.

Adegan emosional disaksikan ketika truk melewati jalan-jalan, dengan banyak orang, termasuk wanita dan anak-anak, menangis dan berdoa untuk para korban.

Korban termuda yang akan dimakamkan tahun ini adalah Salim Mustafic, yang berusia 16 tahun ketika dia terbunuh, sementara Husejin Krdzic, 59 tahun ketika terbunuh, adalah korban genosida tertua di antara korban yang diidentifikasi tahun ini.

Setelah pemakaman Senin di Potocari, jumlah korban genosida yang dimakamkan di pemakaman peringatan akan meningkat menjadi 6.721.

 

- Genosida Srebrenica

Lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim Bosnia terbunuh ketika pasukan Serbia Bosnia menyerang Srebrenica pada Juli 1995, meskipun ada pasukan penjaga perdamaian Belanda.

Pasukan Serbia berusaha merebut wilayah dari Muslim Bosnia dan Kroasia untuk membentuk sebuah negara.

Dewan Keamanan PBB telah menyatakan Srebrenica sebagai “daerah aman” pada musim semi tahun 1993. Namun, pasukan yang dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic, yang kemudian dinyatakan bersalah atas kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida, menyerbu zona PBB.

Pasukan Belanda gagal bertindak ketika pasukan Serbia menduduki daerah itu, menewaskan sekitar 2.000 pria dan anak laki-laki pada 11 Juli saja.

Sekitar 15.000 penduduk Srebrenica melarikan diri ke pegunungan sekitarnya, tetapi pasukan Serbia memburu dan membunuh 6.000 orang lagi.

Mayat korban telah ditemukan di 570 tempat berbeda di negara ini.

Pada tahun 2007, Mahkamah Internasional di Den Haag memutuskan bahwa genosida telah dilakukan di Srebrenica.

Pada tanggal 8 Juni 2021, hakim pengadilan PBB menguatkan dalam persidangan tingkat kedua vonis yang menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Mladic karena genosida, penganiayaan, kejahatan terhadap kemanusiaan, pemusnahan, dan kejahatan perang lainnya di Bosnia dan Herzegovina.