• Oase

Pelajaran Berharga dan Amalan yang Menyertai Keistimewaan Hari Arafah

Rizki Ramadhani | Sabtu, 09/07/2022 09:41 WIB
Pelajaran Berharga dan Amalan yang Menyertai Keistimewaan Hari Arafah Ilustrasi berdoa di Arafah (foto:islampos)

JAKARTA - Gunung Arafah disebut juga Jabal ar-Rahmah (Gunung kasih sayang). Di Jabal ar-Rahmah itu Nabi Adam `alaihissalam dan Hawa bertemu setelah diturunkan di Bumi. Hari Arafah yang merupakan hari kedua dalam ritual ibadah haji.

Para jamaah yang melaksanakan ibadah haji, dengan memakai kain ihram berwarna putih yang sama di padang Arafah untuk melaksanakan wukuf (berdiri di hadapan Allah). Pada hari Arafah tersebut, Allah Subhanahu wa Ta`ala membanggakan hamba-Nya yang berkumpul di Arafah kepada para malaikat.

Pada hari istimewa tersebut yang bertepatan dengan hari Jum’at pula (merupakan dua hari ‘ied), di lembah gunung Arafah yang bernama Urana, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerukan khutbah perpisahan pada tanggal 9 Zulhijah 10 Hijriyah.

Di hari yang sama itu, Allah menurunkan firman-Nya, yaitu surah Al-Maidah ayat 3, sebagai hari disempurnakan agama dan risalah Islam sudah selesai. Keistimewaan berikutnya, hari ‘Arafah lebih utama dari 10.000 hari. Sungguh hari Arafah memiliki banyak keistimewaan beserta amalan yang ada di dalamnya, serta pelajaran berharga yang bisa diperoleh, yaitu :

1. Di hari Arafah ada amalan puasa. Untuk Muslim yang tidak melaksanakan haji, disunahkan banyak bertobat dan berpuasa Arafah saat tanggal 9 Zulhijah. Puasa ini dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Amalan yang bisa menghapus dosa sebanyak dua tahun seperti ini selayaknya dilaksanakan oleh kita yang tidak luput berbuat dosa.

2. Di hari Arafah ada doa yang mustajab. Karena sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Maksudnya, inilah waktu berdoa yang paling cepat dipenuhi atau dikabulkan. Seperti kita diperintahkan juga untuk memanfaatkan waktu dengan berdoa pada saat mustajab diijabahnya doa, yaitu saat sahur, saat bulan Ramadan, menjelang shubuh, antara adzan dan iqamah, di hari Jum’at, juga berdoa selesai salat lima waktu (setelah salam dan berdzikir, atau bisa jadi di akhir tahiyat sebelum salam). Karenanya hari Arafah disebut pula sebagai hari pertobatan dan penerimaan permohonan.

3. Dianjurkan memperbanyak takbir mulai dari subuh hari Arafah, Idul Adha, hingga Ashar di hari tasyriq, 13 Dzulhijjah. Prbanyaklah takbir setiap selesai salat lima waktu, bahkan di seluruh hari yang ada mulai dari subuh hari Arafah, Idul Adha, dan tiga hari tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah), sebagaimana riwayat dari perbuatan Umar, Ali, Ibnu Mas’ud, dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhum tentang anjuran ini. Takbir yang dikumandangkan pada waktunya lebih utama dari dzikir lainnya karena takbir adalah syiar pada hari Idul Adha.

4. Hari Arafah dianjurkan memperbanyak sedekah. Sangat besar pahalanya, apalagi mengingat bahwa hari Arafah masih termasuk 10 hari pertama bulan Zulhijah yang begitu mulia.

5. Hari Arafah adalah hari disempurnakan agama. Pada dua hari ‘ied, yaitu hari Jum’at dan hari Arafah tersebut pula, Allah Subhanahu Wa Ta`ala menurunkan firman-Nya, yaitu surah Al-Maidah ayat 3 kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam saat berdiri di Arafah.

Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al Maidah [5] : 3).

Karena itu hari Arafah dapat dikatakan sebagai hari disempurnakan agama, sebab risalah Islam sudah selesai. Makna lain yang terkandung dari ayat tersebut adalah perintah untuk menjauhi amalan yang tidak ada tuntunan, tidak menambah atau mengurangi, serta membuat-buat ajaran baru yang tidak dicontohkan dan diperintahkan.

6. Dari kain ihram berwarna putih di padang Arafah. Bukan hanya termasuk pakaian yang lebih bersih dan paling baik, juga mengajarkan untuk mengingat kematian, karena kain kafan berasal dari kain berwarna putih. Semua yang bernyawa pasti akan mendapati kematian tersebut.

7. Dari kain ihram yang sama di padang Arafah. Menunjukkan bahwa kita sama di sisi Allah Subhanahu Wa Ta`ala, pembedanya adalah takwa.

8. Dari bersatunya umat di hari Arafah saat wukuf di padang Arafah. Merupakan ajakan untuk bersatu karena kebersamaan di atas kebenaran pasti lebih menyenangkan.

9. Hari dimana amal shalih hamba lebih disukai oleh Allah SWT. Allah lebih menyukai amal shalih para hamba-Nya pada sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah, kecuali mati syahid di medan jihad. Karena itu, sepatutnya kaum muslim semakin meningkatkan ibadahnya. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US