Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan proyeksikan pertumbuhan ekonomi semester menguat 4,9%-5,2%, bahkan diprediksi kembali meningkat pada semester II capai 4,9%-5,5%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dengan kinerja pertumbuhan ekonomi hingga semester II yang menguat, maka pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun ini mampu tumbuh di kisaran 4,9%-5,4% (yoy).

Hal ini didukung oleh akselerasi pemulihan ekonomi nasional yang kian menguat. Komponen yang akan menyokong pertumbuhan ekonomi tahun ini masih dari sisi konsumsi masyarakat, investasi, serta ekspor yang masih kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini.

Meski demikian, faktor penopang pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini masih memiliki risiko terdampak ketidakpastian global yang meningkat, seperti inflasi yang memicu naiknya interest rate sehingga berpotensi menggerus kinerja investasi.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga, juga sisi investasi kemungkinan bisa tergerus jika cost of fund atau inflasi dan sebabkan interest rate naik dan sebabkan penurunan investasi. Dua sumber pertumbuhan kita konsumsi dan investasi bisa terpengaruh kondisi sekarang yang sedang berjalan, karena lonjakan inflasi yang tinggi menyebabkan interest rate naik," tuturnya, Jumat (1/7/2022).

Menurutnya pemerintah berkomitmen untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi, sebab momentum ini menguat tercermin dari mobilitas masyarakat naik tinggi, impor bahan baku dan barang modal naik tinggi 33,9% dan 29,2% untuk barang modal. Hal ini digambarkan kegiatan sektor manufaktur melonjak.

Tak hanya itu, konsumsi listrik turut melonjak dan kapasitas produksi sektor manufaktur terus meningkat mendekati pra-Covid-19 dan belanja masyarakat alami peningkatan yang tercermin dari Mandiri Spending Index.