• Kabar Transportasi

Garuda Indonesia Sukses Tunda Pembayaran Utang

Akhyar Zein | Kamis, 23/06/2022 13:15 WIB
Garuda Indonesia Sukses Tunda Pembayaran Utang Ilustrasi. Pesawat Maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (foto: Facebook Garuda Indonesia)

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berhasil meraih persetujuan dari sekitar 95 persen kreditur atas proposal perdamaian dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Jumat (17/6/2022).

Para kreditur tersebut menyetujui usulan PKPU dengan instrumen pembayaran jangka panjang yang diajukan PT Garuda Indonesia.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan manajemen telah menyiapkan sejumlah langkah setelah PKPU untuk memastikan keberlanjutan perusahaan. Salah satunya dengan mengoperasikan pesawat dua kali lipat dari jumlah sekarang atau sekitar 70 pesawat.

"Dari segi operasional kita tidak pernah berhenti. Jadi dari waktu ke waktu kita ingin memastikan bahwa alat produksi kita semakin bertambah banyak yaitu pesawat," jelas Irfan kepada VOA pada Rabu (22/6).

Irfan menjelaskan strategi penambahan pesawat merupakan bagian dari rencana bisnis yang sudah disampaikan kepada kreditur dan telah disetujui. Ia berharap tidak ada kebijakan pembatasan mobilitas warga karena Covid-19 sehingga maskapai Garuda bisa bergerak secara leluasa.

Ia mengatakan tidak takut bersaing dengan perusahaan penerbangan lainnya dan justru menilai persaingan sebagai tantangan yang harus dihadapi oleh Garuda Indonesia. Irfan optimistis bisnis Garuda akan menghasilkan keuntungan, meski ia belum mau membuka target perusahaan saat ini.

Dalam waktu dekat, ia juga akan memastikan pembayaran utang kepada kreditur dengan nilai di bawah Rp255 juta yang dimasukkan dalam operasional perusahaan.

"Dari segi operasional kita tidak pernah berhenti. Jadi dari waktu ke waktu kita ingin memastikan bahwa alat produksi kita semakin bertambah banyak yaitu pesawat," jelas Irfan kepada VOA pada Rabu (22/6).

Irfan menjelaskan strategi penambahan pesawat merupakan bagian dari rencana bisnis yang sudah disampaikan kepada kreditur dan telah disetujui. Ia berharap tidak ada kebijakan pembatasan mobilitas warga karena Covid-19 sehingga maskapai Garuda bisa bergerak secara leluasa.

Ia mengatakan tidak takut bersaing dengan perusahaan penerbangan lainnya dan justru menilai persaingan sebagai tantangan yang harus dihadapi oleh Garuda Indonesia. Irfan optimistis bisnis Garuda akan menghasilkan keuntungan, meski ia belum mau membuka target perusahaan saat ini.

Dalam waktu dekat, ia juga akan memastikan pembayaran utang kepada kreditur dengan nilai di bawah Rp255 juta yang dimasukkan dalam operasional perusahaan.

Erick menjelaskan Garuda Indonesia berkomitmen menjadi penggerak ekonomi bangsa dan berperan sebagai penyedia akses konektivitas bagi aktivitas ekonomi, pariwisata hingga sosial dan budaya bagi masyarakat Indonesia.

"Perkembangan positif ini datang di momentum yang tepat, saat dunia telah mulai bangkit dan beradaptasi dengan pandemi, ekonomi hidup kembali dan orang-orang mulai bepergian. Dengan terus bekerja sama dan saling mendukung, ke depannya kita dapat menantikan Garuda terbang lebih tinggi," tambahnya.

Mengutip Bisnis.com, PT Garuda Indonesia memiliki utang hingga Rp142,42 triliun kepada 501 kreditur. Rinciannya Rp104 triliun utang kepada 123 perusahaan penyewaan pesawat, Rp34 triliun utang kepada perbankan, Pertamina, dan perusahaan lainnya. Sisanya utang-utang lain yang mencapai Rp3 triliun.

FOLLOW US