• News

Sri Lanka Beri Libur Ekstra Bagi Pekerja Publik untuk Menanam Pangan

Yati Maulana | Rabu, 15/06/2022 14:05 WIB
Sri Lanka Beri Libur Ekstra Bagi Pekerja Publik untuk Menanam Pangan Antrean kendaraan roda tiga di Colombo, Sri Lanka tetap panjang dan pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar. Foto: Reuters

JAKARTA - Sri Lanka telah menyetujui empat hari kerja seminggu bagi pekerja sektor publik untuk membantu mereka mengatasi kekurangan bahan bakar kronis dan mendorong mereka untuk menanam makanan, kata pemerintah pada hari Selasa, saat negara itu berjuang dengan krisis keuangan terburuk dalam beberapa dasawarsa.

Negara kepulauan, yang mempekerjakan sekitar satu juta orang di sektor publiknya, telah dilanda kekurangan devisa yang parah, yang membuatnya berjuang untuk membayar impor bahan bakar, makanan, dan obat-obatan yang kritis.

Banyak dari 22 juta penduduk negara itu harus mengantri di pom bensin selama berjam-jam dan telah mengalami pemadaman listrik yang lama selama berbulan-bulan.

Kabinet Sri Lanka pada Senin malam menyetujui proposal bagi pekerja sektor publik untuk diberikan cuti setiap Jumat selama tiga bulan ke depan, sebagian karena kekurangan bahan bakar membuat perjalanan menjadi sulit dan juga untuk mendorong mereka bertani.

"Tampaknya tepat untuk memberikan cuti satu hari kerja kepada pejabat pemerintah untuk terlibat dalam kegiatan pertanian di halaman belakang mereka atau di tempat lain sebagai solusi untuk kekurangan pangan yang diharapkan," kata kantor informasi pemerintah dalam sebuah pernyataan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan lalu memperingatkan krisis kemanusiaan yang menjulang dan berencana untuk menyediakan $47 juta untuk membantu lebih dari satu juta orang yang rentan.

Depresiasi mata uang, kenaikan harga komoditas global dan kebijakan yang sekarang dibalik untuk melarang pupuk kimia mendorong inflasi makanan menjadi 57% di bulan April.

Pemerintah sedang dalam pembicaraan untuk paket bailout dengan Dana Moneter Internasional dan delegasi diharapkan di Kolombo pada 20 Juni.

Amerika Serikat juga siap membantu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan setelah panggilan telepon dengan Perdana Menteri Ranil Wickremesing pada Senin malam.

"Selama masa-masa yang menantang secara ekonomi dan politik ini, AS siap bekerja dengan Sri Lanka, dalam koordinasi yang erat dengan Dana Moneter Internasional dan komunitas internasional," kata Blinken di Twitter.

Wickremesinghe mengatakan bulan ini Sri Lanka membutuhkan setidaknya $5 miliar untuk memenuhi impor penting untuk sisa tahun ini.

FOLLOW US