• Gaya Hidup

Mi Ramen Kuliner Populer Jepang Ternyata Dibuat Dua Koki dari China

Tri Umardini | Senin, 13/06/2022 09:01 WIB
Mi Ramen Kuliner Populer Jepang Ternyata Dibuat Dua Koki dari China Mi Ramen Kuliner Populer Jepang Ternyata Dibuat oleh Dua Koki dari China. (FOTO: KULINERIA)

JAKARTA - Ramen, kuliner populer dari Jepang. Masakan dengan bahan utama mi berkuah dengan citarasa gurih ini banyak disukai.

Tak hanya di negeri asalnya Jepang tapi juga di Indonesia. Banyak rumah makan atau restoran di berbagai daerah di Indonesia yang menyajikan menu Ramen.

Kebanyakan orang juga pasti mengira jika olahan Mi Ramen berasal dari Negeri Sakura, Jepang.

Tapi itu kurang tepat adanya, karena sebenarnya Mi Ramen berasal dari Negeri Tirai Bambu, China.

Dikutip dari berbagai sumber, semua itu berawal dari masa permusuhan antara Jepang dan China yang terjadi sekitar tahun 1910.

Kala itu, dua koki dari China di Restoran Rairaken Tokyo, Jepang memperkenalkan makanan baru berupa olahan mi dengan kuah kaldu. Mi ini mendapat julukan Soba atau Shina Soba.

Nama `Shina` sendiri adalah kata yang merujuk pada kata China, sedangkan `Soba` adalah mi yang terbuat dari tepung dan menjadi makanan pokok rakyat Jepang.

Kedua koki asal China itu pun membuat adonan dari kansui, air mineral yang direbus, dan membuat mi jenis baru yang lebih panjang, lebih kuning, dan lebih lentur.

Bahan dasar kansui ini didapat dari Danau Kan di pedalaman Mongolia yang mengandung garam mineral alami.

Ketika disajikan, ternyata olahan mi buatan kedua koki itu sangat disukai masyarakat Jepang.

Tak hanya rasa dan tampilannya yang disukai, tetapi juga ada makna implisit yang terkandung dalam olahan mi itu.

Menurut kutipan dari Katarzyana Joanna Cwiertka, penulis buku Modern Japanese Cuisine: Food, Power, and National Identity: “Dengan berinteraksi fisik dengan China melalui makanan dan minuman China, orang Jepang jadi semakin dekat dengan gagasan tentang kerjaan”.

Pada tingkatan makna yang lebih dalam, orang Jepang percaya bahwa memakan Shina Soba berarti juga memakan musuh mereka, yang berarti kanibalisme tanpa tulang dan tulang rawan.

Setelah Jepang kalah di Perang Dunia II, shoba pun kehilangan pamornya.

Adanya agresi imperialis dan kebrutalan China yang memakan korban 20 juta jiwa, maka shoba pun dianggap sebagai penghinaan budaya.

Oleh karena itu, nama Shina Soba berubah menjadi Chuka Soba sehingga lebih dapat diterima.

Chuka berarti ala-China atau Chinese style. Mi ini akhirnya memasuki zaman modern pada 1985, ketika seorang pengusaha asal Jepang bernama Momofuku Ando memperkenalkan versi kemasan pertama mi tersebut.

Mi itu digoreng kering dan diberi rasa ayam, dikeringkan lalu ditekan menjadi bentuk balok. Sebutan mie kemasan tersebut adalah Chikin Ramen.

Kata Ramen berasal dari bahasa China yaitu la (menarik) dan mian (mi).

Jadi cara pembuatan mi itu adalah dengan cara ditarik-tarik hingga memanjang menggunakan tangan.

Nama la mian ini bisa berubah menjadi Ramen karena saat orang Jepang mengucapkan la mian cenderung pengucapannya menjadi Ramen.

Penyebutan nama Ramen pun akhirnya mendunia dan terus berkembang menjadi variasi yang tak terbatas. (*)

FOLLOW US