• Bisnis

Terus Bertambah, Kuota Pemesanan SBR011 Naik Lagi Jadi Rp11 Triliun

Tri Umardini | Minggu, 12/06/2022 07:01 WIB
Terus Bertambah, Kuota Pemesanan SBR011 Naik Lagi Jadi Rp11 Triliun Terus Bertambah, Kuota Pemesanan SBR011 Naik Lagi Jadi Rp11 Triliun. (FOTO: SHUTTERSTOCK)

JAKARTA - Pemerintah kembali menambah kuota penjualan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011.

Langkah itu seiring tingginya minat investor untuk berinvestasi di Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri ketiga di 2022 tersebut.

Dikutip dari Bareksa.com, pada Jumat malam (10/6/2022), kuota nasional pemesanan Surat Utang Negara (SUN) Ritel kedua di 2022 tersebut naik jadi Rp11 triliun dengan nilai pemesanan sudah mencapai Rp9,8 triliun.

Kuota tersebut sudah naik lebih dari dua kali lipat dari target awal penjualan sewaktu SBR011 diluncurkan pada 25 Mei 2022 lalu yang senilai Rp5 triliun.

Seiring tingginya minat investor yang terus memborong SBR011, kemudian secara bertahap kuota pemsanan naik jadi Rp7 triliun, Rp8 triliun, Rp9 trilliun dan terakhir Rp10 triliun pada Kamis (9/6/2022).

Dengan kuota nasional pemesanan Rp11 triliun, maka pada Jumat malam sisa kuota pemesanan SBR011 masih sekitar Rp1,1 triliun.

Masa penawaran masih 5 hari hingga ditutup pada 16 Juni 2022 pukul 10.00 WIB. Nilai pemesanan SBR011 mencatatkan rekor tertinggi baru penjualan SBN Ritel non tradable (tidak bisa diperdagangkan) yang dijual secara online.

Sebelumnya, rekor tertinggi SBN Ritel non tradable dipegang oleh SBR010 dengan catatan penjualan senilai Rp7,5 triliun, yang ditawarkan pada 21 Juni hingga 15 Juli 2021.

Animo investor untuk memesan SBR011 tak surut meskipun saat ini pasar sedang bergejolak akibat sentimen kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Investasi SBR011 dapat dilakukan melalui mitra distribusi, salah satunya Bareksa. Jangan ketinggalan pesan. Segara pesan sebelumnya kehabisan kuota pemesanan SBR011.

15 Pokok dan Persyaratan SBR011

Rincian pokok-pokok ketentuan dan persyaratan SBR011 adalah sebagai berikut :

1. Periode Registrasi
Setiap saat pada Mitra Distribusi yang telah ditetapkan

2. Masa Penawaran

Pembukaan : 25 Mei 2022 pukul 09.00 WIB
Penutupan : 16 Juni 2022 pukul 10.00 WIB

3. Bentuk dan Karakteristik Obligasi
- Obligasi Negara tanpa warkat; Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder; Tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada masa
- Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo (Early Redemption)

4. Tanggal Penetapan Hasil Penjualan
20 Juni 2022

5. Tanggal Setelmen
22 Juni 2022

6. Tanggal Jatuh Tempo
10 Juni 2024

7. Minimum Pemesanan
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)

8. Maksimum Pemesanan
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)

9. Jenis Kupon
Mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan adalah BI 7-Day Reverse Repo Rate.

10. Tingkat Kupon
- Tingkat Kupon untuk periode 3 bulan pertama (tanggal 22 Juni 2022 s.d. 10 September 2022) adalah sebesar 5,50%, berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 3,50% ditambah spread tetap 200 bps (2,00%).
- Tingkat Kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada Tanggal Penyesuaian Kupon sampai dengan Jatuh Tempo.
- Penyesuaian Tingkat Kupon didasarkan pada suku bunga acuan (BI-7DRR Rate) ditambah spread tetap 200 bps (2,00%).
- Tingkat kupon sebesar 5,50% adalah berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor) dan tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.

11. Pembayaran Kupon
Tanggal 10 setiap bulan

12. Pembayaran Kupon Pertama Kali
10 Agustus 2022* (long coupon)

*Dalam hal tanggal pembayaran kupon bukan pada hari kerja, maka pembayaran kupon dilakukan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi bunga.

13. Periode Pengajuan Early Redemption
Pembukaan: 26 Juni 2023 pukul 09.00 WIB
Penutupan: 4 Juli 2023 pukul 15.00 WIB

14. Tanggal Setelmen Early Redemption
10 Juli 2023

15. Nilai Maksimal Early Redemption
50% dari setiap transaksi pembelian yang telah dilakukan pada masing-masing Mitra Distribusi

Sumber: Kementerian Keuangan

Kupon atau imbal hasil SBR011 ditetapkan minimal 5,5 persen, dengan fitur floating with floor (mengambang dengan batas minimal). Dibandingkan suku bunga acuan Bank Indonesia, yakni BI 7 Days Reverse Repo Rate yang saat ini di level 3,5 persen, maka selisih (spread) imbal hasilnya 2 persen.

Lebih lanjut, Kupon 5,5 persen berlaku sebagai kupon minimal SBR011. Sehingga jika nantinya suku bunga acuan BI naik, maka imbal hasil SBR011 berpeluang naik dengan spread tetap 2 persen.

Adapun jika suku bunga BI turun lebih rendah dari 3,5 persen, maka kupon SBR011 tidak akan lebih rendah dari batas minimal 5,5 persen. (*)

FOLLOW US