• News

Masuk Hari Ketiga, Kebakaran di Bangladesh Tewaskan 41 Orang

Yati Maulana | Senin, 06/06/2022 20:15 WIB
Masuk Hari Ketiga, Kebakaran di Bangladesh Tewaskan 41 Orang Asap mengepul dari lokasi setelah kebakaran hebat terjadi di depot peti kemas pedalaman di Sitakunda, dekat kota pelabuhan Chittagong, Bangladesh. Foto: Reuters

JAKARTA - Petugas pemadam kebakaran di Bangladesh berjuang untuk hari ketiga pada hari Senin untuk memadamkan api besar yang menewaskan 41 orang di sebuah depot kontainer dalam sebuah insiden yang menyoroti catatan keselamatan negara Asia Selatan yang buruk.

Rekaman drone menunjukkan asap tebal dan deretan kontainer yang terbakar pada hari Sabtu terus berlanjut setelah ledakan besar dan ledakan kontainer pengiriman di Sitakunda, 40 km (25 mil) dari kota pelabuhan tenggara Chittagong.

Api sebagian besar telah dapat dikendalikan tetapi tidak sepenuhnya padam, karena kontainer di dekatnya yang sarat dengan bahan kimia menimbulkan risiko ledakan yang mengancam jiwa, kata petugas pemadam kebakaran.

"Petugas pemadam kebakaran kami bekerja keras, tetapi karena adanya bahan kimia, terlalu berisiko untuk bekerja dekat," kata Anisur Rahman, kepala dinas pemadam kebakaran kota pelabuhan.

Ledakan serupa, beberapa di antaranya menghancurkan jendela bangunan di lingkungan itu, telah memperumit tugas petugas pemadam kebakaran. Pasukan juga telah bergabung dalam upaya untuk mencegah penyebaran bahan kimia di kanal-kanal terdekat dan di sepanjang garis pantai Teluk Benggala, kata para pejabat.

Para pejabat merevisi jumlah korban tewas menjadi 41 dari 49, dengan lebih dari 200 terluka. Penghitungan itu termasuk sedikitnya sembilan petugas pemadam kebakaran yang tewas, sementara 10 polisi termasuk di antara 50 petugas penyelamat yang terluka, kata pejabat polisi kota Alauddin Talukder.

Namun, lebih banyak kematian dikhawatirkan, karena beberapa yang terluka berada dalam kondisi kritis, kata dokter Chittagong, Mohammed Elias Hossain.

Penyebab kebakaran itu tidak segera jelas. Tetapi petugas pemadam kebakaran menduga itu bisa berasal dari wadah hidrogen peroksida sebelum menyebar dengan cepat.

"Hampir semua kontainer dengan barang ekspor dan impor dibakar," kata Ruhul Amin Sikder, sekretaris badan industri Bangladesh Inland Container Depots Association (BICDA).

Di depo itu sekitar 800 peti kemas diisi barang ekspor, sekitar 500 barang impor dan sekitar 3.000 kosong, tambah Sikder mengutip pejabat fasilitas pelayaran, Depot Peti Kemas BM. "Sekitar 85% dari total barang ekspor adalah garmen jadi," katanya.

Fasilitas pengiriman milik swasta telah menjanjikan kompensasi 1 juta taka ($ 11.000) kepada keluarga setiap pekerja yang tewas dalam kebakaran.

Bangladesh telah menjadi pengekspor garmen terbesar kedua di dunia dalam beberapa dekade terakhir, tetapi infrastrukturnya dan fokus keselamatan industri masih baru, kata Organisasi Perburuhan Internasional tahun ini.

Regulasi yang longgar dan penegakan yang buruk telah disalahkan atas kebakaran besar dalam beberapa tahun terakhir yang menyebabkan ratusan kematian.

Pada tahun 2020, tiga orang tewas setelah sebuah tangki minyak meledak di sebuah depot kontainer di daerah Patenga Chittagong, sementara 54 orang tewas Juli lalu dalam kebakaran di sebuah pabrik pengolahan makanan di luar ibukota, Dhaka.

Pada 2019, 70 orang tewas dalam kebakaran yang melalap beberapa bangunan di lingkungan ibu kota yang berusia berabad-abad.

FOLLOW US