• News

Korea Utara Puji Diri Atas Upaya Atasi Kekeringan Saat COVID Melanda

Yati Maulana | Rabu, 01/06/2022 10:20 WIB
Korea Utara Puji Diri Atas Upaya Atasi Kekeringan Saat COVID Melanda Orang-orang yang memakai masker pelindung berjalan di tengah kekhawatiran atas penyakit virus corona baru di Pyongyang, Korea Utara. Foto: Reuters

JAKARTA - Korea Utara telah membuat kemajuan dalam perjuangannya melawan kekeringan, dan penanaman padi sedang berlangsung secara nasional bahkan ketika negara itu meningkatkan upaya untuk menjinakkan gelombang virus corona yang belum pernah terjadi sebelumnya, kata media pemerintah, Rabu.

Negara tertutup itu telah berperang melawan wabah COVID-19 pertamanya sejak menyatakan keadaan darurat dan memberlakukan penguncian nasional bulan lalu.

Wabah itu memicu kekhawatiran atas potensi krisis pangan di tengah "perjuangan habis-habisan" melawan kekeringan, di negara yang kekurangan vaksin dan pasokan medis dan telah terkena sanksi internasional atas program senjatanya.

Upaya anti-kekeringan telah membuat kemajuan setelah organ pemerintah pusat dan daerah dan bahkan kelompok seni memobilisasi "semua kapasitas dan sarana" untuk meningkatkan irigasi dan membantu penanaman padi, kata kantor berita resmi KCNA.

"Semua lahan pertanian yang dapat mengalami kekeringan terletak tanpa kecuali, dan petani diberitahu tentang metode penyiraman yang wajar sesuai dengan kelembaban tanah dan kondisi pencahayaan untuk mencegah kerusakan tanaman," kata KCNA.

Otoritas pertanian telah datang dengan "strategi pertanian yang cermat", termasuk memaksimalkan efisiensi mesin tanam padi dan mengamankan pupuk berkualitas tinggi, tambahnya.

Kekeringan dan banjir telah lama menjadi ancaman musiman bagi Korea Utara, dan bencana alam besar dapat semakin merusak ekonominya yang terisolasi. Pemimpin Kim Jong Un telah memperingatkan situasi pangan yang tegang karena pandemi dan topan tahun lalu.

KCNA mengatakan 93.180 orang lagi menunjukkan gejala demam pada Selasa malam, sehingga totalnya menjadi 3.738.810. Itu tidak melaporkan kematian baru, dan jumlah korban adalah 70 sehari sebelumnya.

Media pemerintah mengatakan gelombang COVID telah menunjukkan tanda-tanda mereda, setelah jumlah harian orang yang demam mencapai 390.000 sekitar dua minggu lalu.

Korea Utara tidak pernah mengkonfirmasi berapa banyak orang yang dites positif terkena virus tersebut. Tetapi para ahli mengatakan angka-angka yang dirilis mungkin tidak dilaporkan, yang dapat mempersulit untuk menilai skala situasi yang sebenarnya.

FOLLOW US