• News

Dibanding Maret dan April, Distribusi Vaksin Covid-19 Bulan Mei Menurun

Eko Budhiarto | Selasa, 31/05/2022 20:56 WIB
Dibanding Maret dan April, Distribusi Vaksin Covid-19 Bulan Mei Menurun ilustrasi vaksinasi covid-19

JAKARTA - Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lucia Rizka Andalusia mengatakan laju distribusi vaksin COVID-19 mengalami penurunan pada Mei 2022. Hal ini dipengaruhi penurunan kasus dan banyaknya orang yang sudah mendapatkan vaksin.

"Laju distribusi vaksin sudah mulai melandai mungkin juga karena kasus COVID-19 juga sudah melandai dan juga sudah banyak yang divaksinasi dosis pertama dan kedua sehingga kebutuhan vaksin kami juga menurun dengan sangat drastis," ujar Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalusia dalam rapat dengar pendapat dengan Panja Komisi IX DPR RI, Jakarta, Selasa (31/5/2022).

Data Kemenkes memperlihatkan pada periode 1-28 Mei, sebanyak 3.640.342 dosis vaksin COVID-19 yang terdistribusi ke daerah-daerah di Indonesia. Jumlah itu memperlihatkan penurunan dari 16.235.972 dosis pada April 2022 dan 15.374.764 dosis pada Maret 2022.

Dia mengatakan bahwa terdapat total 47 juta dosis stok vaksin yang berada di pusat dan daerah sampai dengan akhir tahun 2022. Sementara kebutuhan vaksin untuk menyelesaikan vaksinasi sesuai target adalah 44,8 juta dosis vaksin.

Sementara itu, Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine mengatakan laju penyuntikan vaksin COVID-19 memperlihatkan tren penurunan dengan dalam tujuh hari terakhir tercatat berkisar sekitar 217.000 suntikan per hari.

Menurutnya, turunnya laju vaksinasi tersebut akan memiliki implikasi dengan masa edar atau shelf life dari beberapa vaksin COVID-19 yang dimiliki Indonesia.

"Pasti akan ada vaksin-vaksin yang menyentuh sampai ke masa akhir dari shelf life sehingga tidak bisa dipakai. Untuk itu memang kami tetap mengupayakan bagaimana kita bisa melakukan percepatan vaksinasi COVID-19 terutama untuk memenuhi dosis kedua dan booster terutama untuk orang-orang yang berisiko tinggi," katanya.

FOLLOW US