• Kabar Pertanian

Dorong Agribisnis, Kementan Ajak Petani Manfaatkan Smart Farming dan KUR

Agus Mughni Muttaqin | Jum'at, 20/05/2022 14:09 WIB
Dorong Agribisnis, Kementan Ajak Petani Manfaatkan Smart Farming dan KUR Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi pada konferensi pers Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Agribisnis, Jumat (20/5).

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menilai sistem agribisis nasional yang kokoh dan kuat adalah kunci agar petani dan praktisi petanian mendapatkan keuntungan yang layak dan berlipat ganda.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi pada konferensi pers Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh "Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Agribisnis", Jumat (20/5).

"Kita harus membangun sistem agribisnis nasional yang kokoh dan kuat, sehingga petani dan seluruh praktisi pertanian mendapatkan keuntungan yang layak bahkan keuntungan yang berlipat ganda. Di samping itu, kesinambungan pembangunan pertanian akan lebih terjamin," kata Dedi. 

Dedi mengatakan, ada dua kunci utama untuk membangun sistem agribisnis nasional yang kokoh dan kuat, yaitu Smart Farming (pertanian cerdas) dan KUR.

"Petani dan praktisi pertanian harus menggunakan cara-cara cerdas dan memanfaatkan inovasi teknologi era 4.0. Karena dengan itulah, produktivitas, kualitas, dan kontinuitas pertanian kita akan meningkat," kata Dedi.

Selanjutnya, yang tidak kalah pentingnya dalam membangun agribisnis adalah permodalan. Pemerintah sendiri telah menyediakan KUR untuk diakses petani seluas-luasnya dalam menggerakkan usaha taninya.

"Tidak mungkin kita bisa membangun agribisnis tanpa modal. Membangun agribisnis itu selain mengandalkan inovasi teknologi era 4.0 dan Smart Farming, kita juga musti mempunyai KUR sebagai modal menggerakkan roda pembangunan agribisnis kita," kata Dedi.

KUR merupakan faslitas pemerintah dengan bungan yang rendah, yaitu 6 persen bahkan Kementan saat ini sedang berjuang agar di sektor pertani ada KUR khusus yang bunganya hanya 3 persen.

Serapan KUR Pertanian 2020 mencapai 1,9 juta debitur dan realisasi kredit Rp 55,30 triliun dari target Rp 50 triliun. Pada 2021 mencapai 2,6 juta debitur dan realisasi kredit Rp 85,62 triliun dari target Rp 70 triliun. Sedangkan target KUR Pertanian tahun 2022 sebesar Rp 90 triliun.

"Oleh karena itu, untuk membangun modal bisa memanfaatkan KUR. Dua amunisi ini untuk mambangun program agribisnis nasional itu harus disampaikan kepada petani dan praktisi pertanian yang berdiri di garda terdepan pembangunan pertanian kita," ujarnya.

"Di saat yang sama, KUR dan Smart Farming harus juga disampaikan kepada seluruh penyuluh sebagai unjung tombak pertanian. Penyuluh juga harus paham dan mengimplemenntasikan KUR ini untuk membanguna agribisnis," sambungnya.

Sebagai tambahan, tujuan pelatihan sejuta petani dan penyuluh adalah untuk meningkatkan kompetensi petani dan penyuluh di Indonesia dalam proses pengajuan KUR, sehingga dapat memanfaatkan KUR dalam usahataninya.

Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Vol.3 akan dilaksanakan pada 24-26 Mei 2022 dengan metode pelaksanaan online dan offline serta adanya penugasan secara mandiri dengan total 30 jam pelajaran.

Peserta yang hadir secara offline di PPMKP Ciawi adalah peserta yang saat ini sedang dalam proses pengajuan KUR yang berasal dari wilayah Jawa Tengah (25 peserta), DKI Jakarta (5 peserta), Banten (10 peserta), dan Jawa Barat (20 peserta).

Realisasi registrasi peserta pelatihan hingga Kamis (19/5) sebanyak 1,334,735 peserta dengan rincian 26,903 penyuluh terdaftar, 1,290,245 petani terdaftar, 17,587 peserta lain terdaftar dengan capaian target sebesar 76.37 persen.

FOLLOW US