• News

Pengawal Revolusi Iran Sebut Salah Satu Perwira Dibunuh di Teheran

Yati Maulana | Senin, 23/05/2022 09:10 WIB
Pengawal Revolusi Iran Sebut Salah Satu Perwira Dibunuh di Teheran Anggota keluarga menangisi Kolonel Sayad Khodai, perwira pengawal revolusi Iran yang terbunuh di Teheran. Foto: Reuters

JAKARTA - Pengawal Revolusi Iran mengatakan pada hari Minggu bahwa salah satu perwiranya, Kolonel Sayad Khodai, tewas dalam pembunuhan yang jarang terjadi di Teheran.

Khodai adalah "salah satu pembela kuil", kantor berita semi-resmi Tasnim melaporkan, merujuk pada personel militer atau penasihat yang menurut Iran berperang atas namanya untuk melindungi situs-situs Syiah di Irak atau Suriah dari kelompok-kelompok seperti Negara Islam.

Dua orang dengan sepeda motor menembaki Khodai, Tasnim melaporkan, mengutip sumber informasi, sementara kantor berita semi-resmi ISNA melaporkan bahwa anggota jaringan dinas intelijen Israel telah ditemukan dan ditangkap oleh Pengawal.

Kantor Perdana Menteri Israel, yang mengawasi badan intelijen Mossad, menolak mengomentari peristiwa di Teheran.

"Musuh bebuyutan dari sistem suci Republik Islam Iran sekali lagi menunjukkan sifat jahat mereka dengan pembunuhan dan kesyahidan salah satu anggota pasukan IRGC," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.

Setidaknya enam ilmuwan dan akademisi Iran telah terbunuh atau diserang sejak 2010, beberapa dari mereka oleh penyerang yang mengendarai sepeda motor, dalam insiden yang diyakini menargetkan program nuklir Iran yang disengketakan, yang menurut Barat bertujuan untuk memproduksi bom.

Iran menyangkal hal ini, mengatakan program nuklirnya memiliki tujuan damai, dan mengecam pembunuhan tersebut sebagai tindakan terorisme yang dilakukan oleh badan intelijen Barat dan Mossad. Israel telah menolak mengomentari tuduhan tersebut.

Pada bulan April, kementerian intelijen Iran mengatakan telah menangkap tiga mata-mata Mossad dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita semi-resmi Fars.

Iran telah mengirim pejuang ke Suriah sejak tahap awal perang saudara untuk mendukung sekutunya, Presiden Bashar al-Assad, melawan pemberontak Sunni.

Para "pembela kuil" juga termasuk sukarelawan Afghanistan dan Pakistan.

FOLLOW US