• Bisnis

Jokowi Cabut Larangan Ekspor CPO, Proyeksi Sentimen Positif Pasar Saham dan Obligasi

Tri Umardini | Jum'at, 20/05/2022 20:30 WIB
Jokowi Cabut Larangan Ekspor CPO, Proyeksi Sentimen Positif Pasar Saham dan Obligasi Ilustrasi CPO. (FOTO: INVESTOR DAILY)

JAKARTA - Presiden Joko Widodo kemarin mengumumkan akan mencabut larangan ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan minyak goreng mulai 23 Mei 2022.

Analisis Bareksa memperkirakan kebijakan ini akan kembali mendorong surplus neraca perdagangan pada Mei 2022, serta menopang penguatan nilai tukar rupiah yang kemarin sempat melemah di kisaran Rp14.700 per dolar Amerika Serikat.

Hal ini bisa menjadi sentimen positif buat pasar saham dan obligasi, serta diproyeksikan menopang kinerja reksadana saham maupun reksadana pendapatan tetap.

Sepanjang pekan ini, pasar saham dan obligasi tercatat mengalami penguatan setelah pekan sebelumnya melemah signifikan.

Sejumlah data ekonomi dalam negeri menunjukkan perbaikan selama bulan puasa dan mendorong optimisme investor untuk berinvestasi di pasar keuangan Indonesia.

Tekanan jual investor asing juga mulai mereda pekan ini. Namun, menurut analisis Bareksa, investor tetap perlu mencermati isu global yang turut mempengaruhi pergerakan pasar keuangan dalam negeri.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 19 Mei 2022 kembali naik 0,44 persen ke level 6.823,33. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 19/05/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 7,4 persen pada 19 Mei 2022.

Apa yang bisa dilakukan Investor?

Meski terdapat sentimen positif dari dalam negeri, analisis Bereksa memprediksi reksadana saham dan reksadana indeks berpotensi bergerak mendatar karena bursa saham global masih mengalami pelemahan hari ini.

Investor juga menanti rilis suku bunga pinjaman acuan China yang diekspektasikan turun untuk menopang ekonomi Negeri Panda.

Analisis Bareksa juga melihat reksadana pendapatan tetap akan bergerak terbatas dengan proyeksi imbal hasil (yield) obligasi negara Indonesia berada di rentang 7,3 - 7,4 persen pada sesi perdagangan hari ini.

Investor bisa mempertimbangkan wait and see untuk masuk ke reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah, hingga yield dapat bergerak menuju kisaran 7,8 - 8 persen.

Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko moderat dan agresif adalah sebagai berikut:

Imbal Hasil 1 Tahun (per 19 Mei 2022)

Reksadana Indeks
Avrist IDX30 : 20,14 persen
Principal Index IDX30 Kelas O : 19,86 persen

Reksadana Saham
Manulife Saham Andalan : 17,56 persen
Eastspring Investments Value Discovery Kelas A : 15,81 persen

Imbal Hasil 3 Tahun (per 19 Mei 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap
Syailendra Fixed Income Fund : 20,07 persen
Mandiri Investa Dana Syariah : 15,38 persen
(*)

 

FOLLOW US