• News

Vladimir Putin Menang Telak di Perang Mariupol

Tri Umardini | Kamis, 19/05/2022 01:01 WIB
Vladimir Putin Menang Telak di Perang Mariupol Vladimir Putin Menang Telak di Perang Mariupol. (FOTO: AL JAZEERA)

JAKARTA - Presiden Rusia, Vladimir Putin menang telak di perang Mariupol. Kabarnya hampir seribu milisi Ukraina ditahan militer Rusia saat ini.

Hal itu dibeberkan Kementerian Pertahanan Rusia baru-baru ini.

Pihaknya mengeklaim bahwa jumlah pasukan Ukraina di Azovstal, Mariupol yang menyerah ke Rusia telah mencapai hampir 1.000 orang.

Pernyataan itu diungkapkan juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayjen Igor Konashenkov pada Rabu (18/5/2022).

Sejak Selasa (17/5) hingga hari ini, Mayjen Konashenkov menyebut ada 694 serdadu Ukraina di Azovstal yang memutuskan untuk menyerah kepada Rusia.

Sebelumnya, pada hari pertama evakuasi, Senin (16/5), Rusia disebut membawa 265 personel Ukraina.

Setelah menyerah, mereka dibawa menggunakan bus ke wilayah separatis Republik Rakyat Donetsk (DPR).

Dengan tambahan 694 serdadu yang baru menyerah, jumlah pasukan pertahanan Mariupol yang ditahan Rusia kini berjumlah 959 orang.

“Di Mariupol, milis dari unit nasionalis (Resimen) Azov dan prajurit Ukraina yang bertahan di pabrik baja Azovstal terus menyerah. Sejak kemarin, 694 milisi menyerah, termasuk 29 orang yang terluka,” kata Mayjen Konashenkov dikutip TASS.

Para serdadu itu adalah elemen terakhir pasukan Ukraina di Mariupol yang terkepung di Azovstal selama berhari-hari.

Sebelumnya, mereka enggan menyerah sehingga Rusia tak kunjung memiliki kontrol penuh atas Mariupol hingga Senin (16/5/2022) lalu.

Salah satu elemen pasukan Ukraina yang bertahan di Azovstal adalah Resimen Azov, eks kelompok milisi neo-Nazi yang kini diprofesionalisasi ke dalam Garda Nasional Ukraina.

Moskow kerap merujuk keberadaan Resimen Azov untuk menuduh bahwa rezim Kiev dikuasai neo-Nazi.

Klaim Rusia mengenai jumlah pasukan Ukraina yang menyerah di Azovstal tidak bisa diverifikasi secara independen.

Di lain pihak, Ukraina pun selama ini enggan mengungkapkan jumlah pasukan yang berada di Azovstal.

Dengan evakuasi ini, pertempuran antara tentara Ukraina dengan Rusia di Mariupol berakhir.

Kota pelabuhan terkenal di Ukraina itu jatuh ke dalam kendali penuh Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan bahwa negosiasi berhasil menyelamatkan lebih dari 260 kombatan tersebut.

Namun para kombatan mesti dibawa Rusia ke teritori yang dikuasai separatis Republik Rakyat Donetsk.

Para kombatan Ukraina yang dievakuasi dari Azovstal dibawa menggunakan bus.

Sebagian mereka dalam kondisi luka parah.

Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Anna Malyar menyampaikan bahwa 53 kombatan yang luka serius dibawa ke Novoazovsk untuk mendapatkan perawatan.

Sementara itu, sejumlah 211 kombatan lain dievakuasi ke Olenivka.

Hingga berita ini diturunkan, belum jelas status para kombatan itu apakah dijadikan tawanan perang oleh Rusia. Kiev sendiri mengaku akan berupaya memulangkan para kombatan itu.

Ukraina butuh para pahlawan Ukraina untuk tetap hidup. Itulah prinsip kami,” kata Zelenskyy dikutip Associated Press.

“Militer dan intelejen kami telah memulai operasi untuk menyelamatakan para penjaga Mariupol. Kerja untuk memulangkan mereka akan berlanjut, ini butuh waktu,” lanjutnya.

Komandan Resimen Azov: Misi telah selesai

Kota Mariupol digempur habis-habisan oleh Rusia sejak awal invasi pada Februari lalu.

Meskipun demikian, pasukan pertahan Ukraina bertahan dengan sengit hingga terjebak di Azovstal.

Sejumlah elemen militer Ukraina terjebak di kompleks pabrik baja itu, di antaranya adalah Resimen Azov, marinir, serta Pasukan Pertahanan Teritorial.

Per Senin (16/5), melalui pesan video, Komandan Resimen Azov Letkol Denis Prokopenko menyampaikan bahwa misi mereka di Mariupol “telah selesai.”

Sebelumnya, mereka ditugasi Kiev untuk mempertahankan kota itu dan disuruh mundur sendiri jika sudah kewalahan.

Letkol Prokopenko pun memuji Resimen Azov dan pasukan pertahanan di Mariupol. Ia menyebut mereka telah “menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin personel.”

“Rencana dan operasi yang benar-benar aman tidak ada dalam perang. Anda selalu menghadapi risiko. Yang penting adalah mengerti apakah segala risiko telah dipertimbangkan, apakah ada rencana B, apakah Anda telah sepenuhnya berkomitmen atas rencana ini, itu harus termasuk menyelesaikan misi dan menyelamatkan sebanyak mungkin personel,” kata Letkol Prokopenko.

“Mungkin itulah perang adalah seni dan bukan sains. Ketika Anda telah menyelesaikan misi dan menyelamatkan sebanyak mungkin personel, itu adalah tingkat tertinggi dari komando pasukan. Khususnya jika keputusan Anda disetujui oleh otoritas militer tertinggi. Jayalah Ukraina!” pungkas dia. (*)

FOLLOW US