• News

Rusia Mengusir 34 Diplomat Prancis Sebagai Tindakan Pembalasan

Yati Maulana | Rabu, 18/05/2022 21:02 WIB
Rusia Mengusir 34 Diplomat Prancis Sebagai Tindakan Pembalasan Kantor kedutaan Prancis di Moskow, Rusia. Foto: Reuters

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya mengusir 34 diplomat Prancis sebagai tindakan pembalasan.

Prancis pada bulan April mengusir 35 orang Rusia dengan status diplomatik sebagai bagian dari gelombang pengusiran yang lebih luas yang menyebabkan lebih dari 300 orang Rusia dipulangkan dari ibu kota Eropa.

Akhir bulan lalu, kementerian luar negeri Prancis menyatakan enam agen Rusia yang menyamar sebagai diplomat sebagai "persona non grata" setelah penyelidikan oleh dinas intelijen domestik menyimpulkan bahwa mereka bekerja melawan kepentingan nasional Prancis.

"Menyusul penyelidikan yang sangat panjang, Direktorat Jenderal Keamanan Dalam Negeri (DGSI) mengungkapkan pada hari Minggu 10 April sebuah operasi rahasia yang dilakukan oleh dinas intelijen Rusia di wilayah kami," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Enam agen Rusia yang beroperasi di bawah perlindungan diplomatik dan yang aktivitasnya terbukti bertentangan dengan kepentingan nasional kami telah dinyatakan sebagai persona non grata," katanya.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengucapkan selamat kepada staf DGSI di Twitter karena menghalangi operasi tersebut. Dia tidak memberikan rincian tentang sifat misi. Kementerian luar negeri juga menolak memberikan rincian.

Dengan tidak adanya duta besar Rusia di Paris, nomor duanya telah dipanggil untuk memberitahunya tentang alasan pengusiran, kata kementerian luar negeri.

"Rusia akan merespon sesuai," kata juru bicara kementerian luar negeri Maria Zakharova seperti dikutip kantor berita TASS saat itu.

Terlepas dari beberapa kritik, Presiden Emmanuel Macron telah berusaha untuk mempertahankan dialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia berbicara secara teratur dengan Putin sebagai bagian dari upaya untuk mencapai gencatan senjata di Ukraina dan memulai negosiasi yang kredibel antara Kyiv dan Moskow.

Ketegangan, bagaimanapun, telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir dengan duta besar Rusia dipanggil tiga kali, termasuk dua kali karena tweet oleh kedutaannya yang digambarkan Prancis sebagai tidak dapat diterima.

FOLLOW US