• Ototekno

Tantangan Sebulan Menjabat Presiden, Kosta Rica Hadapi 27 Serangan Siber

Yati Maulana | Selasa, 17/05/2022 12:05 WIB
Tantangan Sebulan Menjabat Presiden, Kosta Rica Hadapi 27 Serangan Siber Presiden baru Kosta Rika Rodrigo Chaves. Foto: Reuters

JAKARTA - Jumlah institusi Kosta Rika yang terkena gelombang serangan dunia maya dalam sebulan terakhir telah bertambah menjadi 27, Presiden Rodrigo Chaves mengatakan pada hari Senin, dalam salah satu tantangan paling awal yang dihadapi pemimpin baru itu selama bulan pertamanya menjabat.

Dia menambahkan bahwa sembilan dari lembaga yang terkena, sebagian besar instansi pemerintah, dianggap sangat terpengaruh. Serangan-serangan itu memiliki dampak besar pada perdagangan luar negeri dan pemungutan pajak di negara Amerika Tengah itu, Chaves mengakui dalam komentarnya kepada wartawan hampir seminggu setelah dia dilantik sebagai presiden.

Pada pertengahan April, pemerintahan Presiden Carlos Alvarado yang akan keluar melaporkan serangan peretas terhadap kementerian keuangan negara itu, yang menyebar ke lembaga-lembaga negara lainnya setelah pihak berwenang menolak membayar uang tebusan $10 juta yang diminta oleh kelompok peretas Rusia Conti.

"Kami sedang berperang dan itu tidak berlebihan," kata Chaves pada pelantikannya pada 8 Mei, saat ia mengumumkan keadaan darurat nasional.

Chaves tidak memberikan daftar terbaru dari institusi yang ditargetkan oleh para peretas.

Berbicara pada konferensi pers yang sama, Menteri Sains dan Teknologi Carlos Henry Alvarado mengatakan pemerintah Israel, Amerika Serikat, dan Spanyol telah memberikan bantuan untuk melindungi sistem komputer Kosta Rika dan memperbaiki kerusakan.

Tingkat kerusakan sepenuhnya belum diketahui, kata Alvarado.

Serangan tersebut telah memaksa kementerian keuangan untuk menonaktifkan sistem pengumpulan pajak Kosta Rika, meskipun platform pengganti telah memungkinkan beberapa transaksi bea cukai untuk diteruskan, kata Chaves.

Presiden juga menuduh sesama warga Kosta Rika "mengkhianati negara," dan pemerintahan sebelumnya menyembunyikan informasi tentang serangan itu, dengan mengatakan bahwa ada tanda-tanda bahwa beberapa penduduk setempat berkolaborasi dengan peretas.

FOLLOW US