• News

Sekolah, Kantor, dan Penerbangan di Irak Ditutup Akibat Badai Pasir

Yati Maulana | Senin, 16/05/2022 18:15 WIB
Sekolah, Kantor, dan Penerbangan di Irak Ditutup Akibat Badai Pasir Seorang wanita berjalan melewati patung penyair Irak Abdel Ghani Maarouf al Rusafi saat badai pasir di Baghdad, Irak, 16 Mei 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Badai pasir yang hebat di Irak, yang terbaru dari apa yang dikatakan orang Irak sebagai jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, melanda negara itu dalam beberapa pekan terakhir, menutup beberapa sekolah dan kantor negara, serta menghentikan penerbangan di Bandara Internasional Baghdad pada hari Senin.

Pihak berwenang di Baghdad, termasuk Kementerian Pendidikan, mengumumkan hari libur bagi lembaga pemerintah daerah, kecuali layanan kesehatan. Ratusan orang di seluruh ibu kota dan kota-kota selatan pergi ke rumah sakit karena kesulitan bernapas, kata pejabat medis.

Bandara Internasional Baghdad mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menutup wilayah udaranya dan menghentikan semua penerbangan sampai pemberitahuan lebih lanjut karena jarak pandang yang rendah.

Setidaknya satu badai pasir seminggu telah melanda Irak dalam beberapa minggu terakhir dalam apa yang dikatakan orang Irak sebagai serentetan terburuk dalam ingatan hidup.

"Sekarang setiap tiga atau empat hari," kata sopir taksi Ahmed Zaman, 23. "Ini jelas akibat dari perubahan iklim dan kurangnya hujan, setiap kali ada angin, debu dan pasir akan muncul."

Di Baghdad dan kota-kota Irak selatan, kabut merah debu dan pasir mengurangi jarak pandang hingga hanya beberapa ratus kaki.

"Kami memiliki 75 kasus orang dengan masalah pernapasan," kata Ihsan Mawlood, seorang dokter kecelakaan dan darurat di rumah sakit Baghdad. "Kami merawat pasien dengan mesin oksigen jika perlu."

Irak adalah negara kelima yang paling rentan di dunia terhadap krisis iklim, menurut PBB.

Kekeringan dan suhu ekstrim mengeringkan lahan pertanian dan membuat sebagian besar Irak hampir tidak dapat dihuni selama bulan-bulan musim panas. Negara ini mencatat rekor suhu setidaknya 52 derajat Celcius dalam beberapa tahun terakhir.

FOLLOW US