• News

AS Mulai Vokal Bela Kepentingan Palestina, Biden Ingin Bangun Kepercayaan dari Dunia Islam?

Tri Umardini | Jum'at, 13/05/2022 23:11 WIB
AS Mulai Vokal Bela Kepentingan Palestina, Biden Ingin Bangun Kepercayaan dari Dunia Islam? AS Mulai Vokal Bela Kepentingan Palestina, Biden Ingin Bangun Kepercayaan dari Dunia Islam? (FOTO: REUTERS)

JAKARTA - Upaya pendekatan Amerika Serikat (AS) ke Palestina terlihat kala Washington berencana membuka kembali kantor konsulat mereka di Yerusalem.

Namun, langkah tersebut ditentang oleh Israel.

Bahkan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, menilai tindakan itu merupakan bentuk pengakuan AS terhadap Palestina.

Dikutip dari CNN, AS sendiri memang beberapa kali mulai vokal membela kepentingan Palestina. Kenapa Paman Sam kini mulai berkoar bela kepentingan Palestina?

Yerusalem sendiri merupakan titik panas antara Israel dan Palestina. Keduanya telah lama memperebutkan kota itu untuk dijadikan ibu kota di masa depan.

Tak hanya itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, turut mendukung kebijakan solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

"Pada akhirnya, muncul kemungkinan mengembalikan kembali upaya untuk mencapai solusi dua negara, yang kami percaya merupakan satu-satunya cara untuk memastikan masa depan Israel sebagai negara demokratis Yahudi, dan tentu saya memberikan warga Palestina sebuah negara yang `berhak` mereka terima," kata Blinken saat mengunjungi Yerusalem pada Mei 2020, dikutip dari France24.

Selain itu, wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Jalina Porter, ikut mengecam rencana Israel yang ingin memperluas permukiman baru di Tepi Barat pada Mei ini.

"Kami sangat menolak ekspansi permukiman yang bakal meningkatkan tensi dan menghancurkan kepercayaan antara pihak-pihak yang terlibat," kata Porter, dikutip dari Al-Arabiya.

Selain itu, Duta Besar AS untuk Israel, Tom Nides, juga mendesak investigasi atas kematian jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh. Abu Akleh tewas saat meliput operasi militer Israel di Kota Jenin, Tepi Barat, Rabu (12/5/2022), dikutip dari CNN.

Menurut profesor kajian Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, AS di bawah pemerintahan Biden mencoba membangun kembali citra negara yang adil dan tak memihak.

Yon juga berpendapat AS mencoba membangun dialog dan kepercayaan dengan dunia Islam yang sempat `renggang` akibat pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.

"Upaya-upaya membangun kepercayaan itu direalisasikan dengan kebijakan-kebijakan nyata, salah satunya dengan membuka lagi kantor konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem," ucap Yon kepada CNNIndonesia.com.

Selain itu, Yon menilai AS mencoba memberikan pesan keadilan kepada dunia dengan bersikap netral dalam menangani konflik Israel-Palestina.

AS sendiri memang memiliki kedekatan dengan Israel. Kedekatan antara kedua negara tersebut membuat Palestina tak pernah mendapatkan keadilan dari Washington.

"Jadi Biden ingin mencoba memfasilitasi itu, mengakomodasi kepentingan umum Palestina," tutur Yon.

Yon juga berpendapat Biden mencoba mempersatukan kembali warga AS yang terpecah sejak Trump menjabat. Biden juga dinilai berupaya merangkul masyarakat Muslim Amerika dan minoritas lain demi mendapatkan persatuan.

"Karena Biden mengerti perpecahan dalam masyarakat AS sendiri tidak akan menguntungkan Amerika. Dia ingin mencoba menyatukan warga asli AS dan pendatang supaya bisa membangun AS dari tantangan global saat ini," katanya lagi.

Sementara itu, Trump merupakan salah satu tokoh AS yang memihak Israel. Bahkan, pria itu sempat merilis berbagai aturan yang bernada xenofobia dan Islamofobia. (*)

 

FOLLOW US