• Ototekno

Indonesia Order 1.587 Mobil Listrik dari Hyundai

Ariyan Rastya | Sabtu, 07/05/2022 21:05 WIB
Indonesia Order 1.587 Mobil Listrik dari Hyundai Model Creta Hyundai Motor diparkir di depan pabrik pembuat mobil Korea di Bekasi, Indonesia, pada 13 Januari. Foto: Koreajoongangdaily

JAKARTA - Hyundai Motor mengatakan bahwa pihaknya telah menerima 1.587 orderan Ioniq 5 sebuah mobil listrik buatan Hyundai di Indonesia sejak tanggal 22 hingga 27 April 2022.

Pabrikan asal Korea tersebut mengakui bahwa jumlah orderan tersebut dua kali lipat lebih banyak dari semua penjualan kendaraan listrik di Korea selama kurun waktu tahun 2021.

Di Korea sendiri, penjualan mobil listrik hanya berkisar di angka 693 unit penjalan, menrut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia.

Hyundai Motor pertama kali memperkenalkan Ioniq 5 di Indonesia pada akhir Maret lalu di ajang Indonesia International Motor Show.

Pencapaian ini menjadi sesuatu yang diluar ekspektasi, pasalnya, pasar Asia Tengara sendiri sudah lama di dominasi oleh pabrikan Jepang dari segi kendaraan.

Pangsa pasar merek mobil Jepang di enam negara Asean termasuk Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Singapura sekitar 74,3 persen hingga akhir 2019, menurut Asosiasi Produsen Otomotif Korea.

Di Indonesia saja, lima pembuat mobil Jepang seperti Toyota, Mitsubishi Motors, Suzuki Motor, Isuzu Motors dan Honda menyumbang hampir 94 persen dari pangsa tahun lalu.

Tetapi hal-hal berbeda dalam hal pasar EV. Sebanyak 605 Ioniq 5s dan SUV Kona dijual di Indonesia tahun lalu, yang merupakan 87 persen dari pasar kendaraan listrik seluruh negara.

Hyundai menjual 1.440 SUV Creta bertenaga bensin di Indonesia pada bulan Maret saja, mengalahkan SUV HR-V Honda. HR-Vs telah lama menjadi kendaraan No. 1 di Indonesia dalam hal penjualan di kategori SUV mid-size.

“Indonesia adalah negara yang sudah lama dimasuki produsen mobil Jepang dan mendominasi selama beberapa dekade, sehingga cukup sulit bagi kami untuk memasuki pasar tersebut. Tapi kami sekarang memiliki pabrik di Indonesia, dan akan jauh lebih mudah untuk membuat mobil dan langsung menjualnya di sana," kata juru bicara Hyundai Motor dilansir dari Koreajoongangdaily.

Untuk mempermudah penjualan di Indonesia, Hyundai telah mendirikan pabrik manufaktur senilai $1,55 Miliar di Bekasi, Jawa Barat pada bulan April kemarin, dan menjadikan pabrikan mobil listrik Korea pertama di Kawasan ASEAN.

Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas 777.000 meter persegi (8,4 juta kaki persegi), akan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 150.000 unit pada akhir tahun.

Hyundai Ioniq 5s, Creta SUV dan Santa Fe SUV akan diproduksi di pabrik baru ini dan dikirim ke negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina dan Thailand. 

Selain pabrik manufaktur, Hyundai bersama dengan LG Energy Solutio juga mendirikan pabrik baterai khusus mobil listrik di Kabupaten Karawang. Pabrik tersebut akan menempati lahan seluas 330.000 meter persegi dan akan memiliki kapasitas produksi tahunan 10 gigawatt-jam, atau cukup untuk sekitar 150.000 EV.

Indonesia kaya akan sumber daya alam yang penting untuk membuat baterai EV, yang akan membantu Hyundai memangkas biaya komponen.
 
Indoensia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, 21 juta ton, sekitar 22 persen dari total, menurut data Survei Geologi AS. Badan tersebut memperkirakan Indonesia memproduksi 760.000 ton nikel pada tahun 2020.
  
“Meskipun Hyundai telah tumbuh sebagai salah satu dari empat pembuat mobil terbesar di dunia mengalahkan Stellantis dan General Motors, penjualannya di negara-negara Asean tidak signifikan,” kata Kim Yong-jin selaku profesor bisnis di Universitas Sogang. 

“Ini akan dapat mengamankan posisi yang lebih kuat di pasar Asia Tenggara jika bisa mengejar merek Jepang yang mengambil Indonesia sebagai jembatan,” kata Kim.

FOLLOW US