• News

Berkunjung ke Kyiv, PM Denmark dan Spanyol Janjikan Lebih Banyak Senjata ke Ukraina

Yati Maulana | Kamis, 21/04/2022 22:50 WIB
Berkunjung ke Kyiv, PM Denmark dan Spanyol Janjikan Lebih Banyak Senjata ke Ukraina Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen bersama Wakil Perdana Menteri Ukraina Olha Stefanishyna saat berkunjung ke Kyiv, Ukraina 21 April 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Perdana menteri Denmark dan Spanyol pada hari Kamis berjanji untuk mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina selama perjalanan ke Kyiv, di mana mereka bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskiy sebagai tanda dukungan.

Spanyol telah mengirim sejumlah 200 ton amunisi dan perlengkapan militer baru ke Ukraina, lebih dari dua kali lipat jumlah bantuan militer yang telah dikirim sejauh ini, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan kepada wartawan di Kyiv.

Timpalannya dari Denmark, Mette Frederiksen mengatakan dalam konferensi pers yang sama bahwa negaranya akan meningkatkan kontribusi senjatanya ke Ukraina sebesar 600 juta krona Denmark ($87,60 juta). Ini akan membawa kontribusi militer negara Nordik menjadi total 1 miliar crown, tambahnya.

"Kami bermaksud mengirimkan lebih banyak senjata ke Ukraina karena itulah yang paling dibutuhkan," kata Frederiksen kepada saluran TV2 Denmark saat dia berjalan di sekitar kota yang dikelilingi oleh tentara bersenjata.

Frederiksen juga mengunjungi kota Borodyanka yang rusak parah, yang telah direbut kembali setelah pasukan Rusia ditarik kembali dari wilayah sekitar Kyiv. "Kita semua di seluruh dunia telah melihat laporan dan gambar kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina, tetapi hari ini kita telah melihatnya dengan mata kepala sendiri dan itu memilukan," kata Mette Frederiksen dalam konferensi pers.

Frederiksen dan Sanchez keduanya tiba di Kyiv pada Kamis pagi, menurut rekaman yang diposting di akun Twitter Sanchez. Kantor Frederiksen mengatakan pembicaraan dengan Zelenskiy akan fokus pada dukungan lebih lanjut untuk Ukraina dan penuntutan "kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia".

Sanchez juga mengatakan Spanyol akan meminta Pengadilan Kriminal Internasional untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang Rusia di Ukraina dan berencana mengirim penyelidik kejahatan perang ke sana.

Rusia menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina dan membasmi apa yang disebutnya nasionalis berbahaya. Barat dan Kyiv menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan perang agresi yang tidak beralasan.

Banyak pemimpin Eropa telah melakukan perjalanan ke Ukraina sejak invasi Rusia untuk menunjukkan dukungan kepada presiden dan rakyatnya, terutama sejak Rusia menarik mundur pasukannya dari Ukraina utara.

FOLLOW US