• News

Polisi India Tangkap 14 Orang Setelah Bentrokan Hindu-Muslim di New Delhi

Yati Maulana | Senin, 18/04/2022 11:12 WIB
Polisi India Tangkap 14 Orang Setelah Bentrokan Hindu-Muslim di New Delhi Polisi India menangkap belasan orang yang terlibat dalam bentrok Muslim Hindu di New Delhi. Foto: Reuters

JAKARTA - Polisi India menangkap 14 orang sehubungan dengan bentrokan kekerasan antara umat Hindu dan Muslim selama prosesi keagamaan Hindu di ibu kota negara itu, New Delhi, kata polisi dalam sebuah tweet pada hari Minggu.

Enam petugas polisi dan beberapa lainnya terluka pada hari Sabtu selama bentrokan yang merusak prosesi di sebuah festival di Jahangirpuri, bagian pinggiran kota New Delhi. "Perusuh yang tersisa sedang diidentifikasi untuk tindakan hukum yang tegas," kata polisi.

Tidak ada laporan kematian akibat insiden tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, bentrokan agama telah pecah antara mayoritas Hindu dan komunitas Muslim minoritas selama prosesi keagamaan di beberapa bagian negara itu.

Aturan Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi telah mendorong kelompok-kelompok agama garis keras dalam beberapa tahun terakhir untuk mengambil alasan yang mereka katakan membela agama Hindu, meskipun partainya telah membantah adanya peningkatan ketegangan komunal selama pemerintahan Modi.

Menteri Urusan Minoritas Mukhtar Abbas Naqvi, yang merupakan bagian dari pemerintahan Modi, mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu bahwa intoleransi di antara komunitas agama tidak memburuk, sementara dia mengecilkan insiden baru-baru ini.

"Unsur-unsur pinggiran, yang tidak mampu mencerna perdamaian dan kemakmuran di negara ini, mencoba mencemarkan nama baik budaya dan komitmen inklusif India," katanya kepada surat kabar The Economic Times.

Dia menambahkan bahwa bukan tugas pemerintah untuk mendikte praktik diet kepada masyarakat, setelah mahasiswa di New Delhi baru-baru ini bentrok di kampus atas penyajian makanan non-vegetarian di kantin selama seminggu yang dianggap menguntungkan oleh umat Hindu. "Setiap warga negara memiliki kebebasan di negaranya untuk makan makanan pilihan mereka," kata Naqvi.

Dia juga menepis kekhawatiran tentang kontroversi awal bulan ini atas siswa Muslim yang mengenakan jilbab ke sekolah di negara bagian Karnataka, rumah bagi ibu kota sektor teknologi negara itu, Bengaluru.

"Di India tidak ada larangan berhijab. Di pasar dan tempat lain bisa saja memakai jilbab," katanya.
"Tetapi setiap perguruan tinggi atau institusi memiliki aturan berpakaian, disiplin, dan sopan santun. Kami harus menerima ini. Jika Anda tidak menyukainya, Anda dapat memilih institusi yang berbeda."

FOLLOW US