• Info MPR

Wakil Ketua MPR: Ramadan Kesempatan Terbaik Untuk Introspeksi Diri

Akhyar Zein | Minggu, 17/04/2022 11:50 WIB
Wakil Ketua MPR: Ramadan Kesempatan Terbaik Untuk Introspeksi Diri Wakil Ketua MPR Syarief Hasan, dalam acara Temu Masyarakat Kota Bogor di Bukit Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/4/2022) (foto: Humas MPR)

JAKARTA - Wakil Ketua MPR Prof. Dr. H. Syarief Hasan, MM, MBA hadir dalam acara Temu Masyarakat Kota Bogor. Acara yang diselenggarakan di Bukit Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/4/2022) ini juga dirangkai dengan kegiatan pemberikan bingkisan Ramadan kepada warga.

Pimpinan MPR dari Partai Demokrat ini mengingatkan bahwa Bulan Suci Ramadan adalah kesempatan yang terbaik seluruh umat Islam dan warga negara Indonesia lainnya, untuk saling mengingatkan dan introspeksi diri apa yang sudah dilakukan satu tahun yang lalu.

“Jika yang kita lakukan kebaikan-kebaikan maka lepas Ramadan, tingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Namun, jika banyak kejelekan yang kita lakukan maka mohonlah ampunan Allah SWT dan lakukan perbaikan diri,” katanya.

Selain itu, lanjut Syarief Hasan, bulan Ramadan juga momen yang sangat tepat untuk meningkatkan silaturahmi. “Seperti yang sedang kita lakukan ini menyambung dan mempererat tali silaturahmi. Ini penting, sebab akan terbangun kebersamaan yang semakin kuat dan itu modal kita untuk sama-sama melangkah ke depan,” tambahnya.

Di lingkup luas atau negara, munculnya kebersamaan yang kuat karena terjaganya silaturahmi, akan meningkatkan persatuan dan kesatuan seluruh elemen masyarakat. Efeknya sangat luarbiasa, pembangunan nasional akan menjadi sangat mudah yang pada ujungnya seluruh rakyat Indonesia menikmati kesejahteraan bersama.

Hal tersebut sangat ditekankan Syarief Hasan, mengingat di bulan suci ini terjadi peristiwa besar yakni aksi demonstrasi mahasiswa, tepatnya pada tanggal 11 April 2022 dan kabarnya akan ada demo lanjutan. Banyak masyarakat khawatir aksi di bulan suci itu akan menganggu kedamaian dan kekhusyukan ibadah.

“Bulan suci ini harus dihormati, namun aksi demo adalah implementasi kebebasan bersuara dan berpendapat yang merupakan hak rakyat dan dilindungi konstitusi. Saya rasa harus ada jalan tengah agar aksi yang dilakukan tidak mencederai nuansa bulan suci dengan tidak melakukan kekerasan. Sebaliknya, poin-poin yang disampaikan mahasiswa itu juga harus direspon pemerintah. Kalau aspirasi-aspirasi yang disuarakan itu bagus untuk kepentingan bangsa, pemerintah harus mendengarkan,” terangnya.

 

FOLLOW US