• Oase

Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu

Rizki Ramadhani | Kamis, 14/04/2022 11:51 WIB
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu Ilustrsi Shalat (foto:topmedia)

 

JAKARTA -  Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk meminta pertolongan dalam setiap hal dengan penuh kesabaran saat nenghadapinya dan shalat; sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an :

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” (surah Al Baqarah ayat 45)

“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar” (surah Al Baqarah ayat 153)

Seorang hamba jika bersabar dalam menghadapi berbagai penderitaan dan musibah sambil menunggu keberhasilan yang Allah SWT berikan maka niscaya apa yang dihadapinya akan menjadi ringan.

“Bersabarlah dan ingat janji Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan” (HR. Ahmad).

Para ulama menjelaskan bahwa kesabaran mencakup sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT, sabar dalam meninggalkan maksiat, dan sabar dalam menghadapi takdir Allah SWT. Beberapa hal yang bisa membantu seorang hamba untuk bersabar, yaitu :

1. Apapun yang dikehendaki Allah SWT pasti terjadi, sebaliknya yang tidak Dia kehendaki takkan terjadi. Semuanya atas izin dan kehendak-Nya. Maka, lihatlah kepada Dzat yang menjadikan manusia itu mengganggumu, jangan kau lihat kelakuan (buruk) mereka terhadapmu; niscaya kamu akan menjadi tenang, tidak galau dan sedih. Jika itu atas kehendak Allah SWT, mengapa Anda galau dan sedih? Allah Maha Baik dan Maha mengasihi hamba-Nya. Dia tidaklah menginginkan dari musibah itu, melainkan kebaikan untuk anda.

2. Mengakui dosa-dosanya, bahwa Allah SWT menjadikan manusia lain melakukan hal buruk kepada anda adalah karena dosa yang ada pada diri anda, sebagaimana firman-Nya : Musibah apapun yang menimpa kalian, maka itu disebabkan oleh tangan-tangan kalian sendiri, padahal Dia telah banyak memaafkan“. (QS. Asy-Syuro : 30).

Maka, sudah sepatutnya kita akan introspeksi diri, bertaubat dan istighfar dari dosa-dosa sehingga musibah itu diangkat oleh Allah ta’ala dan mendatangkan nikmat kebaikan, karena itulah penyebab datangnya gangguan terhadap kita. Jadi, tidak perlu mencela, atau menyalahkan, atau menjelek-jelekkan mereka yang mengganggu kita.

3. Mengingatkan diri akan indahnya pahala yang Allah janjikan bagi orang yang memaafkan dan bersabar. Intinya, dengan mengingatkan diri kepada pahala agung yang dijanjikan Allah Ta’ala kepada hamba yang bersabar dan memaafkan saat dizalimi, bahkan di akherat nanti akan mendapatkan panggilan kehormatan. dan dengan membalasnya, dia akan kehilangan kesempatan untuk meraih pahala besar tesebut. maka, kita akan semakin mudah untuk bersabar dalam menghadapi gangguan dan celaan orang lain.

4. Mengingatkan diri, bahwa jika memaafkan dan berbuat baik kepadanya, itu akan menjadikan hatinya bersih dan suci dari kebencian, kedengkian, niat balas dendam, dan niat buruk lainnya yang termasuk penyakit hati.

5. Mengingat bahwa tidaklah seseorang memilih sikap balas dendam untuk dirinya, melainkan Allah tinggalkan padanya kehinaan yang dia rasakan pada dirinya. sebaliknya, apabila dia memaafkan, maka Allah Ta’ala akan memuliakannya.

6. Meyakini bahwa “balasan itu sesuai dengan jenis amalan“, dan bahwa orang yang memaafkan manusia; Allah Ta’ala akan memaafkan dosanya, dan orang yang mengampuni kesalahan manusia; Allah akan mengampuni kesalahannya.

7. Hendaklah menyadari bahwa bila anda memaafkan dan melupakan; tentu hati dan jasmani akan bisa konsentrasi untuk meraih banyak maslahat yang diinginkan dan lebih penting bagi anda, daripada sekedar menuntut balas dendam.

8. Mengingat bahwa sikap anda membalas dan melakukan pembelaan adalah untuk diri anda sendiri, padahal Rasulullah Shollallohu Alaihi Wasallam sebagai makhluk terbaik dan paling mulia ini, tidak pernah menuntut balas dendam untuk dirinya. Padahal menyakiti Rasulullah sama dengan menyakiti Allah Ta’ala dan ada hak-hak agama yang berkaitan dengannya. Bahkan beliau adalah orang yang paling mulia, paling suci, paling baik, serta paling jauh dari semua tindakan tercela, dan paling berhak dengan setiap akhlak yang indah.

Lalu bagaimana pantas seorang seperti kita menuntut balas dendam, padahal dia tahu keadaannya dengan berbagai aib dan keburukan dosanya. Sabar dan maafkanlah, untuk mendapatkan kemuliaan yang lebih tinggi dan abadi.  Semoga Allah Ta’ala memasukkan kita di kalangan hamba-hambaNya yang sabar.

FOLLOW US