• Bisnis

Harga Emas Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Tri Umardini | Selasa, 12/04/2022 10:30 WIB
Harga Emas Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS Harga Emas Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS. (Foto: Shutterstock/ viva.co.id)

JAKARTA - Harga emas tergelincir terbatas pada perdagangan Senin (11/4/2022) seiring melonjaknya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (US Treasury) yang mendorong nilai tukar dolar AS.

Dikutip dari Bareksa.com seperti dilansir dari Reuters (11/4) harga emas di pasar spot turun 0,2 persen jadi US$1.941,95 per ounce pada pembukaan perdagangan Senin, setelah mencapai level tertinggi lebih dari satu minggu di US$1,949,32 pada hari sebelumnya.

Emas berjangka AS flat di level US$1.945,70.

“Emas masih diperdagangkanflat dan itu mencerminkan arus yang saling bertentangan yang sedang kita amati. Masih ada kekhawatiran nyata tentang prospek geopolitik dan potensi eskalasi di Ukraina,” kata Michael McCarthy, kepala strategi di Tiger Brokers, Australia.

"Pada saat yang sama, dolar AS yang lebih kuat dan potensi suku bunga yang lebih tinggi di seluruh dunia membatasi antusiasme untuk emas," dia mengungkapkan.

Indeks dolar AS naik setelah mencapai 100 untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun pada hari Jumat, didukung oleh prospek kenaikan suku bunga agresif oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menahan inflasi yang melonjak.

Pasar Cermati Inflasi AS

Kitco News (8/4) melaporkan pasar emas akan memperhatikan dengan cermat angka inflasi AS yang akan dirilis pekan ini.

Berita makro besar yang masih dicerna oleh pasar emas adalah risalah hasil rapat The Fed (FOMC) pada Maret yang mengungkapkan rencana untuk mengurangi neraca US$95 miliar per bulan, yang kemungkinan akan dimulai pada Mei.

The Fed juga membahas kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan mendatang, yang sudah diperkirakan pasar untuk bulan Mei.

"Banyak peserta mencatat satu atau lebih kenaikan 50 basis poin dalam kisaran target bisa sesuai pada pertemuan mendatang, terutama jika tekanan inflasi tetap tinggi atau intensif," demikian isi risalah The Fed tersebut.

Inilah sebabnya mengapa data inflasi Maret yang dijadwalkan akan dirilis Selasa jadi salah satu yang dipantau pelaku pasar.

Hasil konsensus pasar memprediksi inflasi tahunan AS di 8,4 persen, atau merupakan level tertinggi baru dalam empat dekade terakhir.

Angka inflasi yang tinggi akan menekan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya lebih agresif. Namun, pasar emas tetap tidak yakin The Fed dapat mempertahankan pengetatan agresifnya sepanjang tahun 2022 ini.

Inilah sebabnya mengapa logam muliabertahan dengan sangat baik, di mana emas berjangka Comex Juni diperdagangkan terakhir di US$1.945,9, naik lebih dari 1 persen pada pekan lalu.

"Pasar sekarang fokus pada apakah pengetatan Fed yang dipercepat pada akhirnya akan memaksa bank sentral untuk memilih antara terus memerangi inflasi secara agresif atau melambat karena kekhawatiran akan dampaknya ke pertumbuhan ekonomi. Itu memberikan optimisme jangka panjang bagi investor emas," demikian disampaikan Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.

Harga Emas Hari ini

Menurut data investing.com, harga emas berjangka untuk pengiriman Juni 2022 pada hari ini Senin (11/4) pukul 16.53 WIB diperdagangkan naik 0,7 persen di level US$1.959 pee troy ounce. Pada penutupan perdagangan sebelumnya harga emas berjangka di US$1.945.

Adapun harga beli emas Pegadaian di fitur Bareksa Emas pada hari ini, Senin bertahan di level Rp932.000 per gram, atau sudah bertahan di harga yang sama sejak Sabtu. Adapun pada Jumat pekan lalu harga beli emas Pegadaian di Rp923.000 per gram.

Perlu dicatat, emas adalah instrumen investasi yang cocok untuk jangka panjang dan sarana lindung nilai dari inflasi.

Investasi logam mulia ini juga ada selisih harga beli dan harga jual, sehingga investor sangat disarankan jika berniat menjualnya, hanya ketika harga jualnya sudah lebih tinggi dari harga ketika membeli emas. (*)

 

FOLLOW US