• News

Penembakan Meningkat, Dibutuhkan Banyak Evakuasi dari Luhansk Ukraina

Yati Maulana | Minggu, 10/04/2022 07:05 WIB
Penembakan Meningkat, Dibutuhkan Banyak Evakuasi dari Luhansk Ukraina Penembakan di Luhanks meningkat dan dibutuhkan banyak evakuasi warga. Foto: Reuters

JAKARTA - Lebih banyak orang perlu dievakuasi dari wilayah Luhansk di Ukraina timur karena penembakan meningkat dalam beberapa hari terakhir dan lebih banyak pasukan Rusia telah tiba, seperti dikemukakan Gubernur Luhansk, Serhiy Gaidai pada hari Sabtu.

Dia mengatakan bahwa sekitar 30 persen penduduk masih tinggal di kota dan desa di seluruh wilayah dan telah diminta untuk mengungsi. "Mereka (Rusia) mengumpulkan pasukan untuk melakukan serangan dan kami melihat jumlah penembakan meningkat," kata Gaidai kepada televisi publik.

Ukraina semakin memperingatkan bahwa Rusia merencanakan serangan intensif di timur dan selatan negara itu setelah menarik pasukannya dari daerah di utara ibu kota, Kyiv.

Amerika Serikat mengatakan minggu ini bahwa Moskow mungkin berencana untuk mengerahkan puluhan ribu tentara di Ukraina timur.

Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan bahwa 10 koridor kemanusiaan telah disepakati untuk evakuasi orang-orang di seluruh negeri, termasuk bagi orang-orang untuk meninggalkan pelabuhan Mariupol yang terkepung selatan dengan transportasi pribadi.

Mariupol, dengan lokasinya yang strategis di pantai Laut Azov, telah dihantam serangan Rusia sejak dimulainya perang pada 24 Februari.

Berbagai upaya untuk menyetujui perjalanan yang aman bagi bus untuk membawa pasokan ke Mariupol dan membawa warga sipil telah gagal, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka mengangkut lebih dari 80 penduduk dari distrik tepi kiri Mariupol pada hari Jumat, kantor berita Rusia RIA melaporkan. "Semua orang dibawa ke tempat yang aman," RIA mengutip pernyataan dari kementerian. "Penduduk yang menderita penembakan diberikan bantuan medis yang memenuhi syarat oleh prajurit Rusia".

Reuters tidak dapat segera memverifikasi itu.

Moskow membantah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" yang bertujuan demiliterisasi dan "mendenazifikasi" tetangganya. Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang.

FOLLOW US