Ilustrasi anak belajar puasa (foto:viva)
JAKARTA - Ibadah puasa di bulan Ramadan termasuk rukun Islam yang keempat dan wajib dilaksanakan oleh umat muslim. Puasa menurut istilah yaitu keadaan menahan diri dari lapar, dahaga, dan hawa nafsu dengan tidak makan, minum, serta melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Mengingat pentingnya ibadah yang satu ini, maka harus adanya peran aktif, teladan dan kesabaran dari orang tua sangat dibutuhkan anak yang masih berusia dini, untuk mengajarkan serta melatihnya berpuasa.
Anak-anak sejak usia dini harus diberikan pemahaman dan ditanamkan mengenai puasa di bulan Ramadan agar terbiasa melaksanakannya dalam satu hari penuh, diawali dari dikumandangkannya adzan subuh hingga adzan magrib tiba.
Dengan demikian diharapkan anak akan mampu melaksanakannya dengan penuh ketakwaan dan keimanan saat memasuki usia dewasa nantinya. Ada pula alasan penting lainnya mengajari anak berpuasa adalah bermanfaat bagi kesehatan secara fisik, juga baik untuk pembentukan mental anak di masa depannya.
Saat berpuasa wajib menahan diri untuk tidak makan dan minum dalam rentang waktu yang ditentukan, ini merupakan salah satu latihan mental yang penting untuk membentuk anak menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah menyerah dan selalu optimis.
Berikut lima trik yang mudah dan ampuh melatih anak untuk berpuasa yang dapat dilakukan orang tua :
Pertama, ajarkan tentang tauhid terlebih dahulu.
Anak usia dini memiliki fitrah yang masih bersih. Sudah merupakan kewajiban orang tua untuk menanamkan tauhid kepada anak agar memiliki dasar keislaman yang kokoh.
Hal ini dimulai dari memberikan pemahaman mendasar seperti Allah itu esa, hanya Allah yang patut disembah dan diibadahi dengan benar. Karena itu wajib untuk melaksanakan puasa ramadan bagi kaum muslim yang sudah memenuhi syaratnya.
Orang tua juga perlu mengingatkan anaknya dengan perkataan yang jelas dan mudah dipahami, semisal, “Nak.. Bunda tidak mungkin dapat terus-menerus mengawasi kamu, namun Allah Maha Mengetahui dan tidak tidur, karena itu janganlah berbohong dan berbuat curang seperti makan dan minum secara sembunyi agar tidak diketahui siapapun.”
Kedua, memberikan pemahaman yang benar tentang puasa termasuk ganjarannya dari Allah SWT.
Orang tua harus berperan aktif memberikan pemahaman yang benar terkait makna, manfaat, hikmah serta tata cara mendasar dari puasa ramadan, seperti niat puasa, waktu berpuasa, dan yang terkait lainnya.
Juga penting untuk mengenalkan berbagai ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan selama bulan ramadan, seperti shalat tarawih, makan sahur, tadarus Al-Qur’an, dan berbagai ibadah yang lainnya.
Ketiga, memberi motivasi kepada anak untuk melaksanakannya.
Anak usia dini yang baru mulai dilatih berpuasa perlu dimotivasi guna memupuk semangatnya melaksanakan puasa.
Motivasi yang diberikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menceritakan bagaimana anak-anaknya para sahabat Rasulullah berpuasa, menyiapkan menu makanan kesukaan anak saat berbuka maupun sahur, mengikut sertakan anak untuk membantu menyiapkan hidangan buka puasa dan sahur bersama keluarga.
Bisa pula dengan memberikan penghargaan, pujian dan hadiah kepada anak yang bisa menyelesaikan puasanya satu hari penuh dan satu bulan tanpa ada batal.
Satu hal yang perlu dijaga oleh orang tua, jangan pernah mengejek dan merendahkan anak apabila dia merasa lapar dan haus saat berpuasa. Bukankah hal itu normal dan amat wajar? Berikan semangat pada anak, agar mampu melewati hari itu dengan baik. Adapun kondisi merasa lapar dan haus itu normal dan wajar dialaminya.
Keempat, jadikan seluruh aktivitas kegiatan selama puasa menyenangkan.
Contoh, mengajak anak untuk ikut menunaikan shalat fardu dan shalat tarawih bersama dengan perasaan suka cita.
Contoh berikutnya, menjelang waktu berbuka, orang tua bisa mengadakan quis yang pesertanya seluruh anggota keluarga. Quis yang diajukan berupa berbagai pertanyaan ringan, dengan tema khusus seputar puasa ataupun yang umum. Misal, pertanyaan berupa lafadz dzikir atau doa berbuka puasa, praktek wudhu dan gerakan salat yang benar sesuai sunah Nabi Muhammad SAW, setor hapalan berbagai surah dalam Al-Qur’an di juz 30.
Dengan cara ini diharapkan dapat memberi kesan mendalam untuk anak bahwa ibadah ini tidak memberatkan, bahkan menarik dan mudah melaksanakannya.
Kelima, orang tua menjadi teladan.
Peran aktif, teladan yang baik dan kesabaran dari orang tua sangat dibutuhkan anak yang masih berusia dini, untuk mengajarkan serta melatihnya berpuasa, sehingga diharapkan anak akan tumbuh dan berkembang dalam kebaikan.
Orang tua juga perlu menghindari dari sikap bermalas-malasan saat berpuasa, agar menjauhkan anak memiliki pendapat bahwa orang yang menjalani ibadah puasa boleh bermalas-malasan.
Semoga semua kebaikan yang diajarkan orang tua kepada anak dapat bermanfaat serta menjadikannya sebagai anak sholeh dan hamba yang dicintai Allah SWT.