• Gaya Hidup

Ibu Menyusui Tetap Ingin Berpuasa? Bisa Tapi Perhatikan 6 Tips Ini

Tri Umardini | Sabtu, 09/04/2022 05:01 WIB
Ibu Menyusui Tetap Ingin Berpuasa? Bisa Tapi Perhatikan 6 Tips Ini Ilustrasi ibu menyusui. FOTO: HO/IST

JAKARTA - Sebagian besar ibu menyusui kerap ragu saat Ramadan tiba. Di satu sisi ingin terus melaksanakan ibadah puasa, namun di sisi lain khawatir produksi ASI bakal berkurang dan mempengaruhi asupan bayi.

Faktanya ibu menyusui boleh berpuasa tetapi tidak wajib.

Namun, bila tetap memutuskan untuk berpuasa, sebaiknya ikuti tips puasa bagi ibu menyusui pada ulasan berikut.

Pengaruh puasa terhadap ibu menyusui dan bayinya

Dilansir dari hellosehat.com, beberapa ibu menyusui enggan untuk berpuasa karena khawatir puasa dapat memengaruhi produksi ASI dan pertumbuhan bayinya. Namun, hal ini tidak sepenuhnya benar.

Faktanya, selama berpuasa, payudara ibu tetap memproduksi ASI seperti biasa.

Meski asupan kalori ibu berkurang selama puasa, ini tidak akan memengaruhi jumlah ASI yang diproduksi.

Ini berarti ibu masih bisa menyusui bayinya seperti biasa selama berpuasa. Bayi pun tidak akan mendapat pengaruh buruk bila minum ASI dari ibu menyusui yang berpuasa.

Bayi ibu masih akan terus tumbuh dan berkembang dengan baik selama ia mendapat ASI sesuai kebutuhannya.

Meski begitu, melansir Baby Centre, puasa terkadang membuat perubahan kecil pada kandungan ASI ibu. Ini terutama pada kadar vitamin dan zat gizi mikro dalam ASI.

Sebuah studi menunjukkan kadar seng, magnesium, dan kalium ibu menyusui menurun selama berpuasa pada bulan Ramadan.

Namun, tidak ada pengaruh buruk yang ditemukan pada bayi dengan kondisi ini. Bayi masih terus berkembang meski tingkat gizi mikro ibu menyusui turun selama berpuasa.

Kuncinya, pastikan Anda memahami tips puasa yang tepat bagi ibu menyusui.

Tips puasa aman dan lancar bagi ibu menyusui

Meski terbilang aman dan boleh dilakukan, sebaiknya ibu menyusui mengikuti beberapa tips di bawah ini agar ibu dan bayi tetap sehat selama menjalankan ibadah puasa.

1. Jangan lewatkan sahur

Selama berpuasa pada siang hari, asupan kalori ibu menyusui akan berkurang. Meski begitu, tubuh ibu akan tetap memproduksi ASI.

Produksi ASI menggunakan simpanan energi yang ibu dapatkan dari makanan yang terakhir ibu konsumsi, yaitu saat sahur.

Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui yang puasa untuk tidak melewatkan makan sahurnya.

Hal ini dapat membantu memperlancar produksi ASI saat berpuasa sehingga bayi ibu masih dapat menyusu sesuai kebutuhannya.

2. Konsumsi makanan bergizi seimbang

Bukan sekadar makan, nutrisi ibu menyusui juga tetap perlu dipenuhi saat berpuasa. Pastikan makanan ibu menyusui mengandung zat gizi yang seimbang saat makan sahur dan berbuka.

Paling tidak, makanan ibu menyusui yang berpuasa perlu memenuhi zat-zat gizi seperti di bawah ini.

Makanan berprotein, seperti daging, ayam, ikan, telur, atau kacang-kacangan.
Makanan berpati, seperti nasi, kentang, pasta, atau roti.
Sayuran dan buah-buahan serta makanan berserat lainnya, seperti biji-bijian.
Susu dan produk olahannya, seperti keju dan yoghurt.
Untuk kebutuhan vitamin, ibu menyusui juga bisa mengonsumsi suplemen vitamin saat sahur untuk membantu memenuhinya.

Namun, sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk mengetahui suplemen vitamin yang tepat sesuai kebutuhan Anda.

3. Perbanyak minum air putih

Bagi ibu menyusui yang puasa, jangan lewatkan tips yang satu ini. Ya, perbanyak minum air putih merupakan salah satu cara agar ibu dapat menjalankan puasa dengan lebih baik.

Ini perlu ibu lakukan menjelang dan selama memasuki bulan puasa. Ibu disarankan untuk meningkatkan asupan cairan sejak dua hari sebelum memulai puasa.

Hal ini dapat membantu tubuh ibu tetap terhidrasi sebaik mungkin meski tidak mendapat asupan cairan selama siang hari.

Paling tidak, ibu perlu minum 8 gelas air setiap harinya. Ibu juga bisa mengonsumsi jus, susu, atau makanan berkuah untuk memenuhi kebutuhan cairan tersebut.

Namun, hindari minum kafein saat menyusui, seperti kopi, teh, minuman soda, serta minuman mengandung alkohol.

4. Kurangi aktivitas fisik

Cuaca panas dan aktivitas fisik bisa membuat ibu dehidrasi selama berpuasa. Sementara dehidrasi bisa membuat tubuh ibu menyusui lemas dan suplai ASI berkurang.

Oleh karena itu, pastikan ibu menyusui tidak mengalami dehidrasi selama puasa. Misalnya, ibu bisa mengurangi aktivitas fisik dan paparan sinar matahari yang menyengat.

Sebaliknya, ibu disarankan untuk memperbanyak istirahat saat puasa dilakukan. Sebisa mungkin, aktivitas fisik yang membutuhkan energi ekstra dilakukan sebelum memulai puasa.

Ini termasuk berbelanja untuk mempersiapkan persediaan makanan maupun aktivitas-aktivitas fisik lainnya.

5. Kenali tubuh Anda

Tips puasa bagi ibu menyusui yang tak kalah penting adalah mengenali kemampuan tubuh sendiri.

Bila ingin berpuasa, pastikan tubuh ibu dalam keadaan sehat. Jangan memaksakan diri jika ibu memang tidak sanggup untuk menjalaninya.

Jika ibu merasa tidak enak badan saat berpuasa, sebaiknya ibu membatalkan puasa dan bila perlu konsultasikan kepada dokter untuk mengetahui penyebab dan penanganannya.

Apalagi, minum obat saat menyusui tak boleh sembarangan. Ibu menyusui pun sebaiknya segera membatalkan puasa bila muncul tanda-tanda dehidrasi, seperti berikut.

Rasa haus yang ekstrem.
Merasa pusing.
Kelelahan atau terasa sangat lemas.
Urine berwarna kuning pekat dan berbau kuat.
Mulut, bibir, dan mata kering.
Sakit kepala.

6. Perhatikan kondisi bayi

Bukan cuma kondisi ibu, perhatikan juga kondisi bayi selama ibu menyusui berpuasa. Perhatikan apakah ada tanda-tanda bayi dehidrasi atau bayi tidak mendapatkan cukup ASI.

Bila ini terjadi, sebaiknya ibu konsultasikan kepada dokter untuk mengetahui penanganan yang tepat. Lalu, apa saja tanda-tanda pada bayi yang harus diperhatikan?

Berikut adalah tanda-tanda pada bayi yang harus diperhatikan sebagai salah satu tips aman bagi ibu menyusui untuk puasa.

Popok bayi tetap kering atau tidak sebasah biasanya dan urine bayi berwarna kuning gelap.

Tidak mengeluarkan air mata saat bayi menangis.
Ada bagian yang cekung atau lunak di kepala.
Tampak tidak puas setelah menyusu, seperti menangis lagi setelah selesai menyusu.
Tangan dan kaki bayi tampak dingin.
Berat badan bayi berkurang atau tidak bertambah.
Bayi tampak gelisah.
Jika masih ada informasi maupun tips puasa bagi ibu menyusui lain yang ingin diketahui, sebaiknya tanyakan lebih lanjut kepada dokter. (*)

FOLLOW US