• News

Belanja Produk Lokal Selama Ramadan dengan Tiga Alasan

Akhyar Zein | Selasa, 05/04/2022 10:53 WIB
Belanja Produk Lokal Selama Ramadan dengan Tiga Alasan Pengunjung memilih produk UMKM pada acara In Store Promotion di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (18/11/2020). (Foto: liputan6.com)

JAKARTA - Tiga alasan mengapa membeli produk lokal selama bulan Ramadan adalah hal yang tepat, Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEa) Bima Laga memberikan alasan:

"Pertama, kita membantu perekonomian dalam negeri, kedua produk buatan lokal tidak kalah kualitasnya dengan produk buatan mancanegara dan yang ketiga ketika berbelanja produk lokal di lokapasar, konsumen bisa memanfaatkan promosi seperti gratis ongkos kirim atau diskon uang kembali (cashback). " kata Bima ditemui di Jakarta, Senin.

idEa merasa optimistis ekonomi digital Indonesia terus bertumbuh pada bulan Ramadan tahun ini, apalagi pandemi virus corona menunjukkan tanda melandai belakangan ini.

Transaksi di platform dagang digital, menurut Bima cenderung tinggi ketika bulan puasa, tunjangan hari raya (THR) menyebabkan daya beli masyarakat meningkat. Selain itu, platform dagang digital biasanya memberikan promosi menjelang hari raya.

idEa mengatakan ekonomi digital tahun lalu ditaksir berjumlah sekitar Rp401 triliun, pertumbuhannya di atas 40 persen. Tahun ini, menurut Bima, ekonomi digital diperkirakan menyentuh angka Rp526 triliun atau tumbuh di atas 30 persen secara year-on-year.

Asosiasi merasa optimistis dengan pertumbuhan tersebut, apalagi platform e-commerce biasanya mengadakan program promosi untuk mendongkrak penjualan.

Di samping promosi dari penyelenggara sistem elektronik, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang diluncurkan sejak awal pandemi 2020 mampu menarik pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk masuk platform digital.

Laporan terbaru idEa, saat ini ada 9,9 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital melalui GBBI. Angka tersebut didapat pada periode Mei 2020 sampai Februari 2022.

Total UMKM yang sudah masuk ke platform digital, yang berada di bawah idEa, berjumlah sekitar 19 juta. Pemerintah merencanakan ada 30 juta UMKM yang masuk platform digital pada 2024, masih ada sekitar 11 juta UMKM untuk memenuhi target tersebu

FOLLOW US