• Bisnis

Investor Asing Semangat Borong Aset Berisiko Tanah Air

Tri Umardini | Selasa, 29/03/2022 10:01 WIB
Investor Asing Semangat Borong Aset Berisiko Tanah Air Ilustrasi investor. FOTO: GETTY IMAGES

JAKARTA - IHSG mampu mengakumulasikan penguatan secara mingguan 0,68 persen ke level 7.002,53 di pekan keempat Maret

Pasar saham Indonesia berhasil menguat pada perdagangan pekan keempat di Maret 2022 melanjutkan reli pekan sebelumnya, dengan ditopang oleh aksi beli investor asing di tengah optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik.

Dalam perdagangan yang berlangsung mulai dari 21 hingga 25 Maret 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebanyak 3 hari yakni pada Senin, Selasa, dan Kamis.

Sementara 2 hari lainnya yakni pada Rabu dan Jumat IHSG mengalami koreksi.

Alhasil, IHSG mampu mengakumulasikan penguatan secara mingguan sebesar 0,68 persen ke level 7.002,53.

Di sisi lain, investor asing tampak masih sangat bersemangat dalam memborong aset berisiko Tanah Air yang tercermin dari catatan aksi beli bersih (net buy) sepanjang pekan lalu yang mencapai Rp3,66 triliun di pasar reguler.

Mengawali pekan, IHSG ditutup naik tipis 0,216 poin (+0,00 persen) ke level 6.955,18 pada Senin.

IHSG ditutup naik tipis di tengah rencana Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan sampai ke level 1,9 persen pada 2022 yang mulai dicerna oleh pasar.

Tren positif tersebut berlanjut pada Selasa, hingga indeks saham kebanggaan Indonesia tersebut di tutup pada level 7.000,82 yang merupakan harga penutupan sepanjang sejarah.

Keesokan harinya, IHSG "rehat". Bursa saham nasional melemah tipis 0,07 persen dan turun ke level di bawah 7.000 pada hari Rabu. Tepatnya ditutup di 6.996,115.

Pelemahan IHSG menyusul pernyataan bos The Fed Jerome Powell yang mengatakan inflasi di Amerika Serikat terlalu tinggi dan bisa membahayakan pemulihan ekonomi.

Karena itu, Powell menegaskan akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi bisa terkendali, bahkan tidak menutup kemungkinan kenaikan sebesar 50 basis poin.

Pada perdagangan hari Kamis, IHSG "balas dendam" dan melesat untuk mencapai rekor tertinggi yang pernah disentuh sepanjang sejarah.

Investor kian optimistis membelanjakan investasinya ke saham-saham unggulan di tengah pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan bahwa pondasi ekonomi Indonesia semakin kuat, meski ada tantangan dan ketakpastian global.

Ditambah mudik Lebaran tahun ini kembali dibuka, dengan persyaratan vaksinasi dan booster.

Sayangnya pada hari perdagangan terakhir pekan lalu IHSG terkoreksi namun masih berada di level psikologis 7.000.

Optimisme pemulihan ekonomi Indonesia yang solid pada tahun 2022 di tengah ketidakpastian jadi alasan dana investor asing terus mengalir dan menopang laju IHSG,

Melansir CNBC Indonesia, Dana Moneter Dunia (International Monetary Fund/IMF) memproyeksikan ekonomi Sang Garuda akan tumbuh 5,4 persen secara tahunan (year on year/YOY) pada tahun ini.

Perkiraan ini lebih optimis dari pemerintah yang memperkirakan ekonomi tumbuh 5,2 persen (YOY).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh pembukaan ekonomi paska terkendalinya penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Ditambah, tingginya harga komoditas dunia yang menambah pundi-pundi devisa negara lewat ekspor.

Namun, masih ada tekanan sentimen di tengah agenda Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden untuk bertemu dengan para pemimpin Aliansi Pakta Atlantik Utara (North Atlantic Treaties Alliance/NATO) di Brussel, Belgia dalam rapat darurat.

Konflik yang berlarut dan perang sanksi dikhawatirkan melemparkan perekonomian dunia ke jurang resesi yang terutama memukul negara-negara dengan perekonomian yang belum bertumbuh pesat seperti Indonesia.

Seluruh Jenis Reksadana Kompak Menguat

Kondisi pasar saham yang mengalami kenaikan pada pada pekan lalu, secara umum mampu membuat kinerja berbagai jenis reksadana ikut terdorong, di mana yang berbasis saham mencatatkan kinerja terbaik.

Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham menjadi yang paling tinggi pada pekan lalu dengan kenaikan 1,60 persen, disusul oleh indeks reksadana campuran yang juga punya alokasi pada saham mampu menguat 1,04 persen.

Sementara itu dua reksadana yang cenderung konservatif yakni indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana pasar uang juga berhasil menorehkan kinerja positif dengan kenaikan masing-masing 0,14 persen dan 0,04 persen.

Kemudian di sisi lain, top 10 produk reksadana yang berhasil mencatatkan imbal hasil (return) mingguan tertinggi pada pekan lalu ternyata memang didominasi oleh jenis reksadana yang high-risk, di mana reksadana saham mendominasi dengan 8 produk, sementara 2 produk lainnya merupakan reksadana campuran.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor).

Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. (*)

 

FOLLOW US