• Bisnis

Disebut sebagai Aset Safe Haven, OJK Ungkap 5 Faktor Pendorong Naik Turun Harga Emas

Tri Umardini | Kamis, 24/03/2022 11:01 WIB
Disebut sebagai Aset Safe Haven, OJK Ungkap 5 Faktor Pendorong Naik Turun Harga Emas Ilustrasi investor sedang memegang emas batangan (Foto: Shutterstock/ viva.co.id)

JAKARTA - Harga emas di dalam negeri baik yang berupa emas perhiasan maupaun emas batangan atau disebut juga logam mulia, pada dasarnya ditentukan oleh harga emas global, yang menjadi penentu harga emas di dalam negeri.

Lalu apa pendorong naik turunnya harga emas?

Melansir laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berikut lima faktor penyebab naik turunnya harga emas :

1. Ketidakpastiaan Kondisi Global
Berbagai situasi yang terjadi seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang adalah salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas. Mengapa demikian?

Dalam kondisi ekonomi dan politik yang kacau balau, emas seringkali dianggap sebagai penyelamat. Makanya saat terjadi krisis atau perang, biasanya harga emas akan melonjak naik. Investasi emas disebut-sebut salah satu aset aman (safe haven).

Pada sebuah kesempatan, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengakui lho bahwa emas kerap menjadi pilihan investor di kala ketidakpastian ekonomi global saat ini.

Setidaknya ada tiga alasan emas baru dipilih manakala ekonomi sedang tidak menentu atau terdapat gejolak geopolitik.

Pertama, nilai emas tetap terjaga meski terjadi inflasi atau deflasi.

Kedua, nilai emas tetap terjaga meski terjadi krisis ekonomi atau perang.

Ketiga, permintaan akan emas tidak berkurang seiring dengan ketersediaan emas yang terbatas. Tak perlu heran, pamor emas umumnya melejit ketika sedang krisis.

Contoh kasus terkini efek dari ketidakpastiaan kondisi global, konflik yang berujung perang antara Rusia dengan Ukraina, mendorong harga emas berpotensi meningkat seiring dengan pelemahan dolar AS.

2. Penawaran dan Permintaan Emas

Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya bikin logam mulia yang digemari ibu-ibu rumah tangga ini bakal naik.

Sebaliknya, harganya akan turun apabila penawaran lebih besar daripada permintaannya. Satu hal yang juga perlu dicatat bahwa ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas.

3. Kebijakan Moneter

Harga emas juga sangat tergantung dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral Amerika Serikat (Federal System atau secara informal disebut The Fed).

Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga.

Saat The Fed menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya. Alasannya, dolar menjadi tidak menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas batangan dan begitu juga sebaliknya.

4. Inflasi

Selajutnya ada inflasi. Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas.

Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas?

Penyebabnya masyarakat yang enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya dan lebih memilih berinvestasi emas yang harganya cenderung stabil dan lebih aman ketika inflasi.

Nah, karena semakin diminati inilah, maka harga emas akan meningkat pula.

5. Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat

Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang rupiah.

Makanya, harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS.

Maka, saat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah maka harga emas lokal menguat atau tinggi.

Sebaliknya, bila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung turun. Terkait faktor kelima atau nilai tukar dolar AS, biasanya juga terkait faktor pertama yakni faktor geopolitik.

Investasi Jangka Panjang
Ada baiknya, investasi emas dilakukan untuk investasi yang sifatnya jangka panjang. Salah satu alasannya, agar bisa lebih melihat perkembangan naik turunnya harga emas.

Makanya sejumlah kalangan mengimbau, investasi emas baiknya minimal untuk 5 tahun ke depan. (*)

 

FOLLOW US