• Kabar Pertanian

CIPS: Pemerintah Perlu Lebih Terbuka terhadap Investasi Sektor Pertanian

Agus Mughni Muttaqin | Selasa, 22/03/2022 21:22 WIB
CIPS: Pemerintah Perlu Lebih Terbuka terhadap Investasi Sektor Pertanian Kementan tempatkan petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian

JAKARTA - Pemerintah perlu lebih terbuka terhadap investasi sektor pertanian dan fokus pada pengembangan kapasitas petani, mekanisasi pertanian, penggunaan bibit unggul serta perbaikan infrastruktur.

Hal tersebut disampaikan oleh peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Aditya Alta dalam Webinar Indonesia dalam G20: Menuju Sistem Pertanian yang Berkelanjutan dan Tangguh, Selasa (22/3).

Menurut Aditya, masuknya lebih banyak investasi diperlukan untuk dapat meningkatkan daya saing pertanian dalam negeri.

Selain itu, lanjut Aditya, masuknya investasi juga akan membantu menjadikan sektor pertanian resilien dan berkelanjutan melalui pendanaan riset dan pengembangan, teknologi, maupun pengembangan kapasitas sumber daya masyarakat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian pada Januari-Februari tumbuh positif sebesar 11,45 persen. Pertumbuhan ini perlu didukung, salah satunya dengan meningkatkan daya saing lewat investasi.

"Adanya peluang untuk meningkatkan investasi di sektor ini diharapkan mampu berdampak positif pada kondisi sektor pertanian di Tanah Air mengingat sektor pertanian merupakan sektor yang tumbuh positif di masa pandemi Covid-19. Relaksasi ini harus dimanfaatkan untuk memberikan nilai tambah pada sektor pertanian kita dan para pelakunya," terang Aditya.

Peluang investasi pada sektor pertanian Indonesia masih terbuka lebar. Investasi asing di sektor ini misalnya, hanya sebesar 3 persen-7 persen dari total Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia pada tahun 2015 hingga 2019. Sebagian besar investasi pun masuk ke sektor kelapa sawit.

Aditya mengingatkan, investasi akan membuka lapangan pekerjaan dan membuka akses kepada teknologi dan pengetahuan baru dan juga meningkatkan peluang ekspor. Namun, proses transfer teknologi juga harus dipastikan supaya para pekerja sektor pertanian Indonesia juga mendapatkan manfaat dari para investor.

Ia juga menekankan, dengan masuknya investasi di sektor pertanian, perlu dipastikan adanya transfer teknologi dan pengetahuan dapat berjalan baik untuk mendukung modernisasi pertanian, peningkatan produktivitas terutama pada komoditas bernilai tinggi, dan juga peningkatan mutu, seperti melalui sertifikasi hasil panen kopi dan coklat, sehingga bisa memperluas akses pasar.

"Investasi diperlukan demi intensifikasi dan peningkatan nilai tambah di saat pertanian masih menjadi sektor padat karya dengan produktivitas tenaga kerja yang relatif rendah," ujarnya.

Ia juga mengatakan, peran investasi dalam sektor pertanian juga menjadi semakin penting karena adanya perubahan iklim yang mengancam kelangsungan sektor pertanian.

Dampak perubahan iklim, seperti perubahan cuaca, cuaca ekstrim dan penurunan kualitas tanah akan mempengaruhi hasil dari sektor pertanian dan pada akhirnya mempengaruhi ketersediaan pangan yang mencukupi untuk penduduk Indonesia yang semakin bertambah.

Penggunaan teknologi dan intensifikasi, didukung dengan konsolidasi pengelolaan lahan untuk meningkatkan economies of scale, pada gilirannya dapat memastikan peningkatan produktivitas untuk ketahanan pangan secara berkelanjutan tanpa mendorong ekspansi lahan pertanian.

Teknik seperti precision agriculture dan teknologi pendukungnya juga memungkinkan kegiatan pertanian untuk bereaksi dengan cepat dan tepat terhadap informasi cuaca, kualitas tanah, dan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), sehingga penting bagi adaptasi terhadap perubahan iklim.

FOLLOW US