• Info DPR

DPR Sampaikan Tiga Hal untuk Tangani Dampak Perubahan Lingkungan

Yahya Sukamdani | Selasa, 22/03/2022 19:27 WIB
DPR Sampaikan Tiga Hal untuk Tangani Dampak Perubahan Lingkungan Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F Paulus. Foto: dpr.go.id

JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Dari Fraksi Golkar Lodewijk F. Paulus menyampaikan tiga hal penting bagi dunia untuk menangani dampak perubahan lingkungan (climate change). Hal itu ia sampaikan dalam pidato Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Nusa Dua, Bali.

Sebelumnya Lodewijk menerangkan, terlepas dari tantangan akibat dampak pandemi Covid-19, justru terdapat kesempatan mengakselerasi masa depan yang rendah karbon dan pengaplikasian ekonomi hijau. Maka dari itu ia mengajak seluruh delegasi parlemen yang hadir di Sidang IPU untuk bersama-sama mewujudkan dunia yang tangguh, aman dan sehat.

"Salah satunya melalui peningkatan ambisi dan upaya menahan laju pemanasan global," terang Lodewijk dalam Sidang IPU ke-144 di BICC, Nusa Dua, Bali, Selasa (22/3/2022). Untuk itu ia mengatakan ada beberapa hal penting yang harus difokuskan, pertama, upaya mencapai ekonomi rendah karbon dan berketahanan iklim.

Lodewijk pun memaparkan, Indonesia saat ini on track untuk memenuhi target Updated NDC termasuk melalui Indonesia Forest dan Land Use net sink tahun 2030. Serta menetapkan target Net Zero tahun 2060 atau lebih cepat.

"Untuk mencapai target net sink di sektor kehutanan, Indonesia menerapkan pengendalian kebakaran hutan, pengelolaan lahan gambut, moratorium izin baru di hutan primer dan lahan gambut," terang Politisi Fraksi Partai Golkar itu.

Fokus kedua ialah, memobilisasi berbagai sumber pembiayaan global untuk upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Dimana, Lodewijk bilang, transisi menuju energi bersih dan pembiayaan perubahan iklim membutuhkan dukungan pendanaan yang masif.

Indonesia pun terus memobilisasi pendanaan iklim di luar anggaran nasional dan mempromosikan pembiayaan inovatif untuk mencapai target NDC. "Dengan memanfaatkan instrumen keuangan baru, seperti obligasi hijau, sukuk hijau, serta platform untuk investasi sektor swasta dalam aksi iklim," urai Lodewijk.

Lebih lanjut ia bilang, Indonesia juga menetapkan Peta Jalan Keuangan Berkelanjutan yang mewajibkan lembaga keuangan untuk meningkatkan portofolio hijau. Sedangkan fokus terakhir, ia menyuarakan parlemen perlu mendorong terobosan inovasi untuk melindungi dunia dan terutama negara serta masyarakat yang paling rentan dampak iklim.

FOLLOW US