• News

Protes di Tunisia Makin Meluas Terhadap Tindakan Presiden Saied

Yati Maulana | Senin, 14/03/2022 10:30 WIB
Protes di Tunisia Makin Meluas Terhadap Tindakan Presiden Saied Presiden Tunisia, Kais Saied. Foto: Reuters

JAKARTA - Ribuan pendukung partai Tunisia sekularis garis keras pada hari Minggu memprotes Presiden Kais Saied atas kampamyenya menuju pemerintahan satu orang, dan kegagalan untuk mencegah krisis ekonomi, menunjukkan penentangan yang semakin luas terhadap tindakannya.

Protes tersebut adalah yang terbesar oleh Partai Konstitusi Bebas sejak Saied merebut kekuasaan eksekutif musim panas lalu, membubarkan parlemen dan mengatakan dia bisa memerintah dengan dekrit dalam gerakan yang oleh banyak saingannya disebut kudeta.

Namun, partai dan pemimpinnya yang berapi-api Abir Moussi bukanlah pendukung dari sistem demokrasi yang diperkenalkan Tunisia setelah revolusi 2011, mendorong visi nostalgia rezim otokratis Zine el-Abidine Ben Ali yang mendahuluinya.

"Katanya Anda salah jalan, rencana Anda adalah bencana bagi negara," kata Karima Jouini, 44, seorang guru yang menghadiri pawai di Tunis tengah yang dipimpin oleh Moussi.

Oposisi paling vokal terhadap Saied datang dari partai Islam moderat Ennahda, yang terbesar di parlemen yang ditangguhkan dan pemain kunci dalam pemerintahan berturut-turut sejak revolusi.

Moussi dan partainya yang Bebas Konstitusi sangat menentang Ennahda, menjadikannya sebagai penyebab masalah utama Tunisia selama dekade terakhir dan dia tidak mengkritik gerakan Saied yang menargetkan kelompok Islam.

Saied hampir-hampir hanya berfokus pada rekonstruksi sistem politik dan membersihkan lawan-lawannya, dia hanya berbuat sangat sedikit untuk mengatasi masalah ekonomi Tunisia.

"Yakinlah, kami tidak akan membiarkan mereka membongkar negara dan melanjutkan pemerintahan individu," kata Moussi, saat menangani protes tersebut. "Jika kita diam, kita akan menjadi negara yang makanannya dikirim dengan pesawat, seperti negara termiskin di dunia," tambahnya.

Negara ini menghadapi krisis dalam keuangan publik yang telah memulai pembicaraan untuk paket penyelamatan dengan Dana Moneter Internasional, tetapi Tunisia sudah menghadapi kekurangan barang-barang pokok termasuk tepung, semolina dan gula.

"Saied menculik negara hanya untuk memaksakan proyeknya sendiri, tetapi dia telah menyebabkan kelaparan," kata pengunjuk rasa lain yang menyebut namanya sebagai Imed.

FOLLOW US