• Bisnis

Dampak Invasi Rusia-Ukraina, Saham Asing di Korea Selatan Menurun Drastis

Ariyan Rastya | Minggu, 13/03/2022 13:37 WIB
Dampak Invasi Rusia-Ukraina, Saham Asing di Korea Selatan Menurun Drastis Mata uang Dollar. Foto: The Korea Herald

JAKARTA - Kepemilikan asing atas saham Korea Selatan jatuh ke level terendah sejak enam tahun terakhir karena investor asing lebih memilih asset yang yang lebih aman pasca penyerangan Rusia ke Ukraina, menurut data bursa menunjukkan hari Minggu (13/3).

Pada hari Jumat, investor asing memegang saham lokal senilai 666 triliun won (U$538 miliar) di KOSPI utama, menyumbang 31,86 persen dari seluruh kapitalisasi pasar 2.091 triliun won, menurut data yang dikumpulkan oleh Korea Exchange (KRX) .

Kepemilikan saham KOSPI oleh asing telah mencapai hampir 40 persen pada awal 2020 sebelum menyusut menjadi 36,5 persen pada akhir tahun itu dan 33,55 persen pada akhir 2021, sebagian besar karena pandemi dan stock rush di kalangan investor ritel.

Tahun ini, angka tersebut melonjak menjadi 34,2 persen pada 25 Januari menjelang acara penawaran umum perdana (IPO) oleh raksasa pembuat baterai LG Energy Solution, sebelum turun kembali ke kisaran 31 persen awal pekan ini.

Menurut analisa, turunnya saham asing di Korea disebabkan karena ketidakpastian dari invasi Rusia ke Ukraina.

Invasi tersebut memicu sanksi ekonomi dari Amerika Serikat dan sekutunya, yang membuat investor menghindari risiko dan menghargai dolar AS terhadap mata uang lokal.

Dari 18 Februari hingga Jumat, orang asing menjual bersih 5,75 triliun won karena meningkatnya ketegangan di Ukraina. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari penjualan bersih asing sebesar 1,46 triliun untuk seluruh Januari dan 2,3 triliun won dari 1-17 Februari.

Dilansir dari The Korea Herald, mata uang Korea juga jatuh ke level terendah selama 52 minggu di 1.238,7 won intraday terhadap dolar AS pada hari Selasa, melemah tajam dibandingkan dengan puncak 52 minggu di 1.105 won pada 1 Juni 2021, dan di (8/3) tutup pada 1.232 won pada hari Jumat.

Penjualan asing juga didorong oleh kegelisahan pasar tentang sinyal Federal Reserve AS untuk pengetatan kebijakan yang agresif, kata para analis.

Ketua Fed telah menegaskan kembali sikapnya untuk mengatasi tekanan inflasi yang meningkat. The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga utama dalam pertemuan kebijakan moneter minggu depan dan tambahan sepanjang tahun jika tekanan harga terus tumbuh cepat.

The Fed dijadwalkan untuk mengumumkan hasil pertemuannya pada hari Rabu 16/3 (waktu AS). KOSPI ditutup pada 2.661,28 poin Jumat, turun 1,92 persen dari minggu lalu.

FOLLOW US