• Gaya Hidup

Salah Baptis oleh Pastor di Michigan Timbulkan Efek Domino

Akhyar Zein | Minggu, 06/03/2022 12:12 WIB
Salah Baptis  oleh Pastor di Michigan Timbulkan Efek Domino Ilustrasi ritual pembaptisan bayi (foto: issuesetc.org/ kompasiana.com)

JAKARTA - Di Michigan, kontroversi dibaptis dengan kata-kata yang salah telah terjadi sejak 2020. Ribuan umat Katolik di Arizona baru-baru ini menyadari bahwa mereka mungkin telah dibaptis dengan kata-kata serupa.

Seorang diaken di Gereja St. Anastasia yang terletak di pinggiran kota Detroit selama bertahun-tahun, mengatakan kalimat “kami membaptiskan”, bukan dengan kalimat yang seharusnya yaitu “saya baptiskan.”

Vatikan mengatakan bahwa penggunaan kalimat tersebut membuat sakramen baptisan menjadi tidak sah.

Keuskupan Detroit mengatakan, mereka mendapati bahwa sekitar 200 sakramen baptisan telah dilakukan dengan benar dan 71 orang di antaranya telah dibaptis kembali. Namun sebanyak 455 umat belum memberi tanggapan walau gereja telah berupaya untuk menjangkau mereka, termasuk melalui publisitas.

Salah seorang yang terkena dampaknya adalah seorang pastor, yaitu Pastor Matthew Hood.

“Yah, Anda dapat bayangkan rasanya dunia saya seperti terbalik," katanya.

Pastor Hood yang kini berusia 31 tahun, mengungkapkan kisah awal ia mengetahui tentang kesalahan sakramen baptisan yang diterimanya.

“Ayah saya memutar kembali video-video lama keluarga dan salah satunya adalah video sakramen baptisan saya. Ia mengirimkannya kepada saya. Saya menonton video tersebut dan berpikir, diaken itu mengatakan, ‘kami membaptiskan.’ Ia tidak mengatakan ‘saya baptiskan.’ Dan saya tahu, sebagai seorang pastor, setidaknya itu bukanlah seperti yang tertera dalam sakramen baptisan," katanya.

Ia segera dibaptis lagi dan ditahbiskan kembali menjadi seorang pastor pada tahun 2020.

Dampak terhadap Pastor Hood meluas, tidak hanya terhadap baptisannya sendiri, melainkan juga terhadap sakramen-sakramen lainnya termasuk penahbisan seorang pastor. Ia telah memberikan sakramen pernikahan setidaknya bagi 30 pasangan dalam tiga tahun pertamanya sebagai seorang pastor. Ke-30 pasangan tersebut telah kembali melakukan sakramen pernikahan.

“Saya mengira mereka akan marah, kecewa dan bingung. Namun reaksi mereka adalah, Pastor Matt, kami merasa kasihan kepada Anda. Dan saya katakan kepada mereka, ‘Saya baik-baik saja. Saya ingin membantu Anda untuk mengatasi situasi ini," kata Pastor Matthew Hood.

Pastor Hood, 31 tahun, kini melayani mahasiswa-mahasiswa Katolik di sekitar Wayne State University di Detroit.

Mereka seusia dengan kebanyakan orang muda yang belum menghubungi gereja untuk melakukan pembaptisan ulang.

“Sakramen tersebut merupakan kehadiran Tuhan, adanya Tuhan yang menyatu dalam hidup kita. Ini bukan hanya sebuah ritual yang harus Anda lakukan dalam hidup kekristenan. Namun ini merupakan sesuatu yang benar-benar mengubah kita, yang membuat kita menjadi seorang Kristen. Karena itulah kami ingin melakukannya dengan benar," tambah Pastor Hood.

FOLLOW US