• News

Biden Setujui $350 Juta Bantuan Militer untuk Ukraina

Yati Maulana | Minggu, 27/02/2022 09:15 WIB
Biden Setujui $350 Juta Bantuan Militer untuk Ukraina Presiden AS Joe Biden yakin Rusia akan menyerang Ukraina (foto: AFP/ liputan6.com)

JAKARTA - Presiden Joe Biden menginstruksikan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk melepaskan senjata tambahan senilai $350 juta dari persediaan AS ke Ukraina pada Jumat saat negara itu berjuang untuk memukul mundur invasi Rusia.

Dalam sebuah memorandum kepada Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Biden mengarahkan bahwa $350 juta yang dialokasikan melalui Undang-Undang Bantuan Luar Negeri ditujukan untuk pertahanan Ukraina. Ukraina telah meminta senjata anti-tank Javelin dan rudal Stinger untuk menembak jatuh pesawat.

Pada hari Sabtu, Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa otorisasi ketiga untuk pengiriman senjata ke Ukraina ini "belum pernah terjadi sebelumnya." Pentagon mengatakan senjata itu termasuk anti-baju besi, senjata kecil dan berbagai amunisi untuk mendukung pertahanan garis depan Ukraina.

Amerika Serikat menarik dari stok senjata AS untuk memasok Ukraina pada musim gugur 2021 dan sekali lagi pada bulan Desember. Selama tahun lalu Amerika Serikat telah memberikan lebih dari $1 miliar bantuan keamanan ke Ukraina, kata Blinken.

Negara-negara lain telah menjanjikan perlengkapan militer ke Kyiv saat militer Ukraina berperang melawan pasukan Rusia yang menyerang. Pasukan Rusia mulai maju ke Ukraina lagi pada hari Sabtu setelah Presiden Vladimir Putin menghentikan serangan sehari sebelumnya untuk mengantisipasi pembicaraan dengan Kyiv yang tidak pernah terjadi, kata Kremlin.

Belanda akan memasok 200 roket pertahanan udara Stinger ke Ukraina secepat mungkin, kata pemerintah Belanda dalam sebuah surat kepada parlemen, Sabtu. Sedangkan Belgia telah menjanjikan 2.000 senapan mesin dan 3.800 ton bahan bakar.

Prancis telah memutuskan untuk mengirim peralatan militer pertahanan ke Ukraina untuk mendukung negara itu melawan invasi Rusia, seorang juru bicara militer Prancis mengatakan pada hari Sabtu, menambahkan bahwa masalah pengiriman senjata ofensif masih dalam pertimbangan.

FOLLOW US