• News

Pertempuran Meletus di Myanmar, Ribuan Orang Melarikan Diri dari Serangan Udara

Yati Maulana | Jum'at, 25/02/2022 09:10 WIB
Pertempuran Meletus di Myanmar, Ribuan Orang Melarikan Diri dari Serangan Udara Junta militer Myanmar kembali menangkap tiga jurnalis. Foto: Reuters

JAKARTA - Militer Myanmar mengerahkan pasukan darat dan melancarkan serangan udara dan artileri terhadap pasukan pemberontak di timur negara itu. Para saksi mata, media lokal, dan kelompok bantuan kemanusiaan mengatakan bahwa ribuan orang untuk melarikan diri, pada Kamis, 24 Februari 2022.

Pengeboman dilakukan untuk hari kedua di desa Nan Mei Khon di Kayah, sebuah negara bagian yang berbatasan dengan Thailand di mana tentara telah menghadapi perlawanan berbulan-bulan dari Pasukan Pertahanan Nasional Karenni (KNDF), salah satu dari beberapa kelompok milisi yang menentang kekuasaan junta.

Dewan militer Myanmar tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar pada hari Kamis dan media pemerintah belum menyebutkan pertempuran itu.

Free Burma Rangers, sebuah organisasi bantuan yang beroperasi di daerah itu, membagikan rekaman dari rumah-rumah yang terbakar sehari sebelumnya di desa dengan suara ledakan artileri di dekatnya. "Pemboman lagi hari ini pada 24 Februari 2022. Juga serangan mortir dan serangan infanteri di daerah ini. Ribuan orang melarikan diri lagi," kata pendiri kelompok itu, David Eubank, dalam pesan teks.

Eubank mengatakan dua orang tewas dan tiga terluka pada Rabu. Situs berita Myanmar Now melaporkan tiga orang tewas di desa lain yang diserang oleh jet pada Rabu. Seorang perwakilan KNDF tidak dapat mengkonfirmasi laporan korban tetapi mengatakan pertempuran sengit telah terjadi sejak Rabu. Reuters tidak dapat memverifikasi informasi secara independen.

Militer memerintah Myanmar selama lima dekade hingga 2011 tetapi berjuang untuk mengkonsolidasikan kekuasaan kali ini karena menghadapi protes di kota-kota, konflik bersenjata di beberapa front dan sanksi yang diberlakukan untuk mengisolasi para jenderal yang menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis tahun lalu.

Setidaknya 90.000 orang telah mengungsi akibat pertempuran di negara bagian Kayah, menurut badan kemanusiaan PBB, yang memperkirakan 441.000 orang telah melarikan diri dari kerusuhan di Myanmar sejak kudeta.

Kelompok hak asasi manusia menuduh militer menggunakan kekuatan yang tidak proporsional di wilayah sipil. Militer mengatakan sedang memerangi "teroris".

Seorang pekerja penyelamat, yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan kepada Reuters bahwa pemboman berat mempersulit upaya untuk memindahkan warga sipil ke kamp-kamp bantuan. "Ribuan orang terjebak," kata petugas penyelamat. "Kami belum bisa mengeluarkan mereka dari daerah itu. Mereka menyerang orang-orang melalui udara, darat dan juga dengan senjata berat."

FOLLOW US